PALU – Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Tengah nomor urut 2, Anwar Hafid dan dr. Reny A Lamadjido, menjadi sasaran kampanye hitam, di masa tenang menjelang pemungutan suara.

Selebaran berisi dugaan fitnah terhadap pasangan ini tersebar di sejumlah titik, menciptakan keresahan di masyarakat.

Menanggapi hal ini, Pengamat Kebijakan Publik Universitas Tadulako (Untad) Palu, Prof. Dr. Slamet Riadi Cante, mendorong Bawaslu untuk proaktif menindaklanjuti kejadian tersebut.

“Model kampanye hitam seperti ini seharusnya tidak dilakukan dalam kontestasi politik. Dalam demokrasi modern, semua pasangan calon dan pendukungnya harus saling menghargai, bukan menyebarkan isu yang mencederai pasangan calon tertentu,” ujar Prof. Slamet, Senin (25/11).

Ia menegaskan, Pilkada harus dimaknai sebagai proses memilih pemimpin terbaik untuk kesejahteraan masyarakat dan kemajuan daerah. Ia juga mengimbau masyarakat agar tidak terpancing oleh provokasi yang dapat merusak kredibilitas pasangan calon.

“Masyarakat patut menggunakan hak pilihnya sesuai hati nurani dan memastikan pasangan calon yang dipilih mampu membawa perubahan untuk Sulawesi Tengah yang lebih baik,” tambahnya.

Lebih lanjut, ia menilai Bawaslu memiliki peran penting untuk menjaga integritas proses demokrasi. Menurutnya, Ini bukan hanya soal melindungi pasangan calon yang diserang, tetapi juga menjaga kepercayaan masyarakat terhadap demokrasi.

“”Bawaslu harus proaktif menyikapi kejadian seperti ini,” katanya. *