PALU – Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sulteng akan mengutus sedikitnya 10 ribu kadernya untuk mengawal Tempat Pemungutan Suara (TPS) di 13 kabupaten/kota pada hari pemungutan dan perhitungan suara Pemilu, Rabu 17 April mendatang.
“Tujuannya, pertama kita ingin meningkatkan partisipasi pemilih. Kita mau focus pada persoalan bagaimana orang yang golput itu tidak bisa golput lagi,” ujar Ketua PW GP Ansor Sulteng, Alamsyah Palenga, pekan lalu.
Menurutnya, ada tiga kategori masyarakat untuk golput, pertama golput secara ideologis, golput secara teknis atau lokasi TPS terlalu jauh dan golput secara administrasi atau masyarakat tersebut tidak terdaftar dalam dafar pemilih yang dikeluarkan oleh KPU.
“Nah Ansor berusaha untuk ketiga-tiganya. Misalnya ada orang sakit, kader Ansor yang ditugaskan di TPS akan mengomunikasikannya dengan KPPS setempat supaya bagaimana yang sakit ini bisa tetap mencbolos,” ujarnya.
Kemudian, kata dia, jika ada pemilih yang rumahnya jauh dari TPS, maka pihaknya akan mengusahakan agar orang tersebut dapat menyalurkan hak pilihnya.
“Kita sudah Rakor wilayah kemarin, setelah ini kita akan koordinasikan ke Bawaslu dan KPU, karena ini secara nasional sudah digerakkan,” pungkasnya.
Sementara Wakil Ketua GP Ansor Sulteng, Muhammad Kaharu, mengatakan, pihaknya akan menggandeng organisasi kemasyarakatan (ormas) lintas agama untuk menyukseskan “Gerakan Rabu Putih” di seluruh TPS.
Menurutnya, ormas dari berbagai agama itu penting dilibatkan guna memaksimalkan partisipasi masyarakat untuk datang ke TPS untuk menggunakan hak pilihnnya pada 17 April secara bebas dan aman, tanpa rasa takut atau terintimidasi oleh kelompok tertentu.
“Melalui gerakan ini, kita bersama teman ormas lintas agama akan memobilisasi dan mendoktrin masyarakat agar tidak golput. Mengingat saat ini diduga kuat ada gerakan atau kelompok yang ingin angka golput meningkat,” ujarnya. (NANANG IP)