PT Vale Tegaskan Dukungan untuk Mewujudkan Target Emisi Nasional

oleh -
Head of Strategic & Corporate Affairs PT Vale, Budiawansyah

BALIKPAPAN – PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) menjadi salah satu korporasi yang turut berpartisipasi dalam upaya positif menghadapi perubahan iklim.

Salah satu bentuk partisipasinya adalah turut serta dalam kegiatan Indonesia Climate Change Expo & Forum (ICCEF) 2024 yang berlangsung di Balikpapan, 20-22 September 2024.

ICCEF yang diinisiasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ini dirangkai dengan kegiatan Indonesia Climate Change Expo & Forum 2024 yang mengangkat tema “Industrialisasi Berkelanjutan & Gaya Hidup dalam Perubahan Iklim untuk Lintas Generasi”.

Acara ini juga merupakan rangkaian untuk Road to COP29 yang akan diselenggarakan di BAKU, Azerbaijan.

ICCEF sendiri mempertemukan lebih dari ratusan pemangku kepentingan untuk mengampanyekan strategi pengurangan emisi dan berbagi praktik inovatif yang mendukung transisi energi pada masyarakat.

Head of Strategic & Corporate Affairs PT Vale, Budiawansyah, mengatakan, kontribusi PT Vale pada kegiatan ini merupakan salah satu contoh bagaimana perusahaan melakukan upaya-upaya nyata untuk pelestarian lingkungan.

“Ini adalah sebuah sinegritas bagaimana upaya kita menjaga kualitas dan value kita untuk lingkungan” katanya.

Pada kesempatan campaign di ICCEF, Budiawansyah menyampaikan fokus perseroan pada deklarasi bagaimana upaya PT Vale menuju Net Zero Emissions pada tahun 2050 yang merupakan target lebih awal dari program pemerintah.

Dia memaparkan program-program dari PT Vale yang sudah dilakukan dari jangka panjang dan jangka pendek.

Budiawansyah berharap, dengan adanya acara Indonesia Climate Change Expo & Forum 2024 ini harus memiliki hasil yang akan memberikan kontribusi positif.

Andilnya PT Vale dalam gelaran ICCEF mendapat respon positif dari Ketua Harian I Tim Kerja Indonesia’s FOLU Net Sink 2030, Ruandha Agung Sugardiman.

Ruandha mengatakan, PT Vale merupakan perusahaan yang luar biasa yang sangat berfokus untuk tidak hanya mengambil hasil tambang namun juga berupaya untuk mengembalikan kondisi alam.

“Salah satu upaya yang dilakukan PT Vale dengan membuat persemaian yang didalamnya melakukan pembibitan pohon, termasuk pohon endemik,” ujarnya.

Tak hanya itu saja, kata dia, upaya PT Vale sudah sangat berhasil, dibuktikan dengan hadirnya persemaian yang dilakukan sudah terlihat nyata untuk melestarikan lingkungan untuk masa depan nanti.

Sementara itu, Kasubdit Evaluasi Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Kalimantan Timur, Arianti mengaku senang adanya edukasi komitmen terhadap lingkungan, karena memberikan informasi tambahan ke masyarakat agar bisa lebih memberi perhatian lebih kepada keberlangsungan lingkungan.

“Dengan adanya PT Vale, saya percaya bahwa perusahaan ini dapat menjadi media untuk dapat berkontribusi untuk melestarikan lingkungan. Biar masyarakat itu tidak hanya melihat sisi negatif. Namun juga sisi positif dari aktivitas pertambangan itu sendiri,” ungkapnya.

Dalam menghadapi krisis iklim global yang semakin mendesak, Indonesia telah menetapkan target ambisius untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29% pada 2030, dan hingga 41% dengan dukungan internasional.

Namun, laporan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) 2023 mengungkapkan bahwa emisi GRK Indonesia masih berkisar 2,7 hingga 2,9 gigaton. Kondisi ini memerlukan tindakan kolektif dan inovasi dari semua sektor, termasuk industri pertambangan.

PT Vale sendiri turut mendeklarasikan komitmennya pada pelaksanaan Climate Change Conference of the Parties (COP26), di Glasglow, Agustus 2021.

Komitmen tersebut terkait upaya untuk mengurangi emisi GRK Scope 1 dan Scope 2 sebesar 33% pada tahun 2030 dan mencapai Net Zero Emission pada tahun 2050.

Salah satu pencapaian penting adalah penggunaan 100% tenaga listrik dari tiga PLTA di Sorowako, menjadikan pabrik PT Vale sebagai salah satu yang paling rendah emisi karbon di Indonesia.

Pengurangan emisi juga dilanjutkan di proyek pengembangan Morowali, di mana smelter akan beralih ke energi bersih melalui pasokan listrik dari gas alam. Langkah ini terbukti mampu menekan emisi GRK serta polusi udara.

Head of Strategic & Corporate Affairs PT Vale, Budiawansyah mengatakan, PT Vale mendeklarasikan bahwa tujuan utama adalah mengurangi emisi GRK scope satu dan dua sebesar 33% pada tahun 2030 hingga akhirnya mencapai Net Zero Emission pada 2050.

“Di Glasgow (COP 26), kami mendeklarasikan tujuan kami untuk mengurangi emisi GRK Scope 1 dan Scope 2 sebesar 33% pada tahun 2030 dan mencapai Net Zero Emission pada tahun 2050,” paparnya.

Dalam 5 tahun ke depan, PT Vale fokus dalam mengganti reduktor di Kiln menjadi biomassa.

Budiawansyah menyoroti bagaimana PT Vale telah melakukan trial hingga hingga 50% biomass sebagai redaktan pada tanur pereduksi dan di tahun 2024 ini direncanakan akan melakukan long trial 10% biomass sebagai redaktan pada tanur pereduksi.

Disisi lain, kata Budiawansyah, sebagai kontribusi pada kondisi alam, PT Vale Indonesia melakukan reklamasi lahan bekas tambang sebagai salah satu bukti nyata. Per Agustus 2024, terdapat 3.818 hektar (ha) lahan yang telah direklamasi oleh PT Vale.

Sebagai langkah untuk mengembalikan kondisi lahan setelah aktivitas pertambangan pun PT Vale juga menanam 700.000 bibit per tahun dengan 60% adalah bibit pohon endemik seperti Ebony (Diospyros celebica) dan yang sedang dipamerkan adalah Dengen (Dillenia serat).

Selain mereklamasi, PT Vale juga sangat berfokus pada menjaga keseimbangan People, Planet and Profit (3P).

Kata Budiawansyah, PT Vale beroperasi dalam tempat yang sensitif yaitu danau Matano, jika salah olah bisa coklat danaunya.

“Tantangan kami adalah jika pengolahan kami tidak baik maka akan merusak lingkungan,” katanya.
Menghadapi tantangan dari berbagai pihak, Budiawansyah menjelaskan, bagaimana PT Vale menyelesaikan Key Programs salah satunya menghilangkan 11 juta liter HSFO menggunakan konversi electric boiler ramah lingkungan nomor satu.

Selain Key Programs, PT Vale juga mengoperasikan tiga Hydro Plants dengan total investasi lebih dari $1 miliar yang menjadikan operasi PT Vale sebagai pabrik RKEF dengan intensitas karbon terendah di Indonesia.

“Kami membangun dan mengoperasikan 3 hydro plants dengan total investasi lebih dari $1 Milliar, menjadikan operasi kami sebagai the lowest carbon intensity RKEF Plant di Indonesia,” ujar Budiawansyah.

Selain upaya lingkungan, PT Vale juga aktif dalam memberdayakan komunitas masyarakat lokal di sekitar area operasional. Salah satunya adalah dengan memberdayakan tanaman Dengen yang digunakan sebagai minuman sehat sebagai salah satu upaya binaan ditujukan untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan perekonomian masyarakat.

“Saya ingin menyampaikan kita memikirkan bukan hanya area tambang, seperti kita melakukan reklamasi laham kritis sejumlah 3.818 hektar. Semoga ini bisa menjadi sedikit insight untuk kita bersama,” tutup Budiawansyah. *