Polipa Literasi, Ikhtiar Konsistensi Gerakan Literasi di Sigi

oleh -
Proses pembangunan rumah baca (Polipa Literasi tahun 2022). (FOTO: DOK. TBM TODEA)

Hidup itu banyak jalannya tapi sedikit petunjuk arahnya. Sebuah kalimat dari seorang musisi dan penulis Fiersa Besari mewakili perasaan para pegiat literasi.

Literasi itu luas, tidak sebatas membaca. Tak sekadar menulis dan mendirikan rumah baca, tapi jalan mewujudkan kecakapan literasi tidaklah banyak memiliki penunjuk arah.

Itulah mengapa Polipa Literasi hadir, sebagai salah satu tanda menyusuri jalan panjang gerakan literasi di Kabupaten Sigi.

Polipa Literasi adalah salah satu program dari Taman Bacaan Todea Sigi yang sudah berlangsung beberapa kali dan di beberapa tempat seperti di Tinombo, Balumbeva, di Sulawesi Barat, di Tompu dan di tempat lainnya.

Dalam bahasa Kaili, Polipa berarti jalan-jalan. Pegiat di Taman Baca Todea mengambil spirit para pejalan, para backpacker, sehingga dalam program Polipa Literasi, mereka akan melakukan perjalanan ke pelosok-pelosok desa sambil melakukan kegiatan literasi, belajar bersama masyarakat.

Harapannya, ketika para pegiat literasi meninggalkan desa, tidak hanya mereka yang membawa pengetahuan lokal, tetapi juga masyarakat desa, atau kelompok yang berada di desa dapat mengembangkan desanya.

BACA JUGA :  Pj Bupati Parimo Terima Perpanjangan Masa Jabatan

“Teman-teman bukan hanya sekadar jalan atau bepergian di suatu tempat, tapi bagaimana kita membangun literasi di tempat itu. Maksudnya, sembari jalan-jalan, menikmati alam, atau kebudayaan, kita ada proses literasi, ada proses belajar di situ,” tutur Moh. Zikran Sulaeman, penggagas Taman Bacaan Todea, Ahad (24/12).

Literasi itu, menurut Zikran, dapat  membangun desa, dan memberikan petunjuk jalan untuk aktivitas literasi selanjutnya.  

“Karena dalam aktivitas tersebut kita menambah pengetahuan dan pengalaman yang bisa berdampak dengan generasi-generasinya kita. Generasi ini yang akan membangun desanya lewat literasi itu, lewat sumber bacaan atau pemanfaatan rumah belajar yang kita bangun di sana,” imbuhnya.

BACA JUGA :  Dikbud Poso Kaji Penerapan Lima Hari Sekolah

Di Kabupaten Sigi, Polipa Literasi dilakukan di Dusun Tompu Desa Ngata Baru, Kecamatan Sigi Biromaru sejak tahun 2022 yang dirangkaikan dengan Festival Arsitektur Tadulako (FAT).

Di penghujung tahun 2023, Jumat (22/12) sampai Sabtu (30/12), Polipa Literasi tetap bergandengan dengan Mahasiswa Himpunan Arsitektur (HIMA ART’Lie) Universitas Tadulako (Untad) dan didukung oleh Sigi Beans, Nobalu, Forum TBM Sigi, Poviana Semesta, dan masyarakat Dusun Tompu.

Rangkaian Kegiatan Polipa Literasi Ngata Tompu yakni Jelajah Desa dengan dua item kegiatan, kopi dan botani, kelas literasi (menggambar dan mewarnai, mendongeng, serta membaca dan menghitung), kelas lingkungan (ecoprint), panggung desa (malam puisi, musik), permainan tradisional, dan sebagainya.

“Seperti agenda rutin Taman Bacaan Todea dan Mahasiswa Arsitektur Untad. Polipa Literasi tahun kemarin, kami sudah buat rumah belajar di sana. Tetapi bangunan yang kami buat kemarin materialnya masih muda, jadi sudah ada yang kalah. Lokasinya juga kurang pas, sehingga mengalami kerusakan. Jadi kita ke sana ulang untuk merenovasi bangunannya,” jelas Zikran.

BACA JUGA :  Pemkab Donggala Serahkan Uang Saku kepada Kontingen PON

Pemilihan Dusun Tompu sebagai lokasi Polipa Literasi sejak tahun lalu, diharapkan dapat menemukan Community Organizer (CO)yang akan mengelola taman baca agar aktivitas literasi tetap berjalan tanpa kehadiran mereka.

Pasalnya, kata dia, pasca dibangun taman baca di dusun itu, kegiatan sempat terputus karena mahasiswa arsitek dan para pegiat lainnya belum berkunjung ke desa. Tidak berjalan lancarnya aktivitas belajar di rumah baca itu memberikan kesadaran kepada masyarakat Tompu betapa pentingnya pendidikan dan proses belajar, terlebih sekolah mereka jauh diakses.