Tak kenal maka tak sayang. Peribahasa ini nampaknya menjadi sebab utama, kenapa banyak dari kaum muslimin tidak mengerjakan shalat.

Tak usah jauh-jauh untuk melaksanakan shalat sunnah, shalat 5 waktu yang wajib saja mereka tidak kerjakan padahal cukup 10 menit waktu yang diperlukan untuk melaksanakan shalat dengan khusyuk.

Padahal shalat itu indah, sebagaimana Al-Quran yang dihiasi dengan ungkapan bahasa yang juga indah. Ajakan shalat yang dikemundangkan muazzin, diungkapkan dengan bahasa yang sangat indah, hayya alla sholah, hayya alla falaah, marilah sholat dan anda akan mendapatkan suatu keberuntungan.

Bayangkan ketika adzan berkumandang, tangan Allah melambai kepadamu, “kemarilah.. Kemarilah wahai hamba-Ku, dirikanlah shalat..” Allah mengajak dirimu.. lebih dekat kepada-Nya.

Ungkapan yang sangat tidak memaksa, tetapi diberikan sesuatu rahasia bahwa anda akan merasakan suatu keberuntungan. Dilanjutkan dengan ungkapan, Assholatu khorumminannaum , sholat itu lebih baik daripada tidur. Ungkapan rahasia ini sebenarnya tidak rahasia lagi. Sebagaimana yang diungkapkan dalam Al-Quran, yaitu, dengan selalu menegakan shalat, kita akan terhindar perbuatan keji dan mungkar.

Semakin jauh ke dalam keadaan spiritual kita selama shalat mengharuskan kita memiliki kehadiran hati dan mengingat kata-kata yang diucapkan selama sholat.

Doa kita akan terasa lebih pendek, namun ketika kita melihat berapa banyak waktu yang kita habiskan, kita akan berpikir: “Apakah saya hanya menghabiskan waktu 10 menit? Atau bahkan 15 dan 20 menit.” Seseorang yang mulai menerapkan ini mengatakan bahwa ia berharap sholat tidak akan pernah berakhir.

Bayangkan ketika kau takbir “Allahu Akbar”, Allah melihatmu, Allah tersenyum kepadamu dan bangga terhadapmu.

Shalat menjadi sebuah terapi terhadap fenomena kejahatan yang kian hari kian mewabah. Kejahatan muncul karena lebih banyak diawali oleh stress, tekanan hidup yang menghimpit. Maka, terjadilah berbagai kekacauan di masyarakat, korupsi, perampokan hingga pembunuhan.

Lantas, shalat dijadikan sebagai obat berbagai kemelut kehidupan ini. Shalat bahkan mampu mencegah sebelum kejahatan itu terjadi.

Ketika kita melakukan suatu gerakan ruku maupun sujud, itu adalah awal bagaimana Allah mencegah dari perbuatan stress, yaitu menjadikan tubuh mengalami relaksasi. Orang bisa tercegah dari stresnya dengan adanya relaksasi, otak itu dikendorkan dengan gerakan ruku maupun gerakan sujud.

Bayangkan ketika sujud, Allah mengelus kepalamu. Lalu Dia berbisik lembut di kedua telingamu, “Aku mencintaimu wahai hamba-Ku. Janganlah engkau bersedih wahai hamba-Ku.. Aku pasti kabulkan semua permohonanmu.. Wahai hamba-Ku…”

Tak hanya itu, shalat juga membentuk karakter yang baik, yaitu akhlakul karimah, dengan lebih dulu memproses otak hingga ke alam bawah sadar. Karena, dalam bacaan shalat penuh dengan doa dan bacaan-bacaan yang indah dan positif.

Inilah yang akan terekam dalam otak, yang akan menjadi suatu gerakan secara otomatis yaitu autogenic.

Dalam shalat, kita mengucapkan kata-kata subhana robbil azimi wabihamdih atau Allahu Akbar yang terus diulang-ulang.

Kalimat Allahu Akbar, Allahu Akbar, masuk dalam penghayatan hingga menjadi suatu kesadaran yang penuh bahwa Allah Maha Besar.

Bayangkan ketika kau duduk di antara dua sujud, Allah berdiri gagah di depanmu, lalu mengatakan, “Aku tak akan diam apabila ada yang mengusikmu.. Wahai hamba-Ku.” Bayangkan ketika kau ucapkan salam “Assalamu ‘Alaikum warahmatullah”, Allah menjawabnya, lalu kau seperti manusia berhati bersih setelah itu.

Subhanallah sungguh nikmat shalat yang kita lakukan. Tidak akan sia-sia yang menyebarkannya, tidak akan rugi orang yang membacanya. Beruntunglah  orang-orang yang mengamalkannya. Wallahu a’lam

DARLIS MUHAMMAD (REDAKTUR SENIOR MEDIA ALKHAIRAAT)