PALU – Nikmat makan dan lain sebagainya 11 bulan kita nikmati, di bulan puasa Allah SWT mengingatkan kepada kita, bahwa apa yang kita tinggalkan selama beberapa jam itu adalah merupakan nikmat yang telah diberi Allah SWT.
Tetapi berapa banyak dari kita yang mensykuri nikmat itu. Nikmat itu baru kita rasakan ketika kita menahan diri untuk meninggalkan sesuatu yang dihalalkan di bulan lain, tapi diharamkan di bulan puasa dalam beberapa jam.
Demikian tausiyah disampaikan Habib Ali Muhammad Aljufri usai melaksanakan sholat Dzuhur di Masjid Al- Ikhlas, Kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati) Provinsi Sulawesi Tengah yang dihadiri jajaran pegawai lingkup Kejati, Senin, (21/5).
Habib Ali mengatakan, ketika kita pulang kerja, mungkin singgah untuk membeli kue, tetapi kita membelinya tidak berdasarkan keperluan, tapi berdasarkan nafsu. Sehingga pengeluaran di bulan puasa akan lebih banyak, berbanding diluar bulan puasa.
“Yang sebenarnya bulan puasa ini tujuannya, agar kita dapat mencegah hawa nafsu kita, bertindak tidak berdasarkan hawa nafsu. Tapi ternyata di bulan puasa ini kelihatan besar dan kecilnya nafsu . Dan ternyata bahwa luar biasa nafsu manusia di bulan puasa,” kata Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Alkhairaat tu.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sulteng ini mengatakan, kalau tidak ada peraturan dan hukum, manusia akan lebih ganas dari binatang buas. Oleh itu Allah SWT mensyariatkan kepada kita puasa agar kita mengingat banyak nikmat yang diberi oleh Allah SWT.
Kadang-kadang, kata dia, ziarah atau membesuk orang sakit, ada yang menangis.
“Yang ditangisinya bukan apa, tetapi nikmat yang hilang darinya. Pepatah Arab mengatakan ‘sehat itu mahkota yang diletakan Allah SWT di atas kepala setiap orang yang sehat, tidak dilihat sehat itu melainkan hanya orang yang sakit,” katanya.
Ketika orang yang sehat datang menziarahinya, yang dilihatnya mahkotanya yang hilang pada dirinya ada pada orang tersebut, maka dia tangisi mahkota itu. Ketika dia sehat tidak pernah mengatakan Hamdalah, terhadap kesehatan yang telah diberikan Allah SWT.
Olehnya Allah mengingatkan kita di bulan puasa agar kita syukur nikmat, apapun telah kita nikmati. Dan setiap nikmat akan ditanya oleh Allah SWt.
Tapi terkadang kita membeli sesuatu itu berlebihan. Padahal mungkin samping kiri dan kanan kita ada manusia, mungkin tidak pernah mengecapi, atau mungkin pernah merasakan kenyang.
Sedangkan Islam mengatakan kepada kita, bahwa kesempurnaan iman itu, dimana tidak boleh seorang mukmin tidur kenyang sedang tetangganya lapar, tanpa melihat siapa atau latar belakang tetangganya.
Saling memberi adalah adalah ajaran Allah SWT. Sesuai kemampuan baik terhadap manusia atau mahluk hidup lainnya. Boleh jadi sebab memberi makan, kita dimasukan kedalam surga, seperti kisah seorang wanita diselamatkan dari api neraka oleh sebab dia memberikan air minum kepada seekor anjing.
Kasihanilah mahluk di muka bumi, maka yang di atas akan mengasihimu. Nabi bersumpah sampai tiga kali “demi Tuhan tidak beriman”, para sahabat bertanya “siapa yang Engkau sumpahi sampai tiga kali”, Nabi berkata , “apabila tetangga tidak merasa aman dari kejahatan kita”. (IKRAM)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.