PALU- Gubernur Sulteng Anwar Hafid menginstruksikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kaban- BPBD) Sulteng Akris Fattah Yunus segera ke lokasi bencana tanah longsor di
Desa Tirtanagaya, Kecamatan Bolano Lambunu, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), yang terjadi Sabtu (21/6) sore sekira pukul 17.06 Wita.
“Instruksi gubernur bapak Anwar Hafid itu untuk memastikan warga yang sudah ditemukan dapat dievakuasi. Dan kebutuhan logistik di Posko tim gabungan pencarian korban terpenuhi,” kata Kaban BPBD Sulteng Akris Fattah Yunus.
Ia mengatakan setelah mendapat arahan dan instruksi dari Gubernur Sulteng Anwar Hafid, Senin (23/6), dirinya langsung bergegas menuju ke lokasi bencana tanah longsor itu.
“Kami bersama tim tiba di lokasi pada pukul 17.00 wita dan memperoleh data informasi, sehingga langsung melakukan upaya-upaya penanganan,” jelasnya.
Upaya-upaya penanganan itu, yaitu, melakukan pertemuan di posko bersama Kapolres Parimo, Danramil Moutong, Kepala BPBD Parimo, Camat Bolano Lambunu, Kades Anutapura, Anggota DPRD Parimo, media dengan hasil bahwa proses evakuasi masih berlangsung oleh tim gabungan Basarnas, POLRI, TNI, BPBD dan masyarakat serta alat excavator masih perjalanan menuju lokasi kejadian.
“Sudah ditemukan dua korban, meninggal dunia, dalam keadaan membusuk dan mayat yang baru dapat diidentifikasi antas nama almahrum Ijal (28 ),” kata dia.
Sementara mayat yang satu lagi akan diidentifikasi menggunakan alat sidik jari oleh Polri saat mayat tiba di Posko.
Kemudian kata dia, lokasi kejadian longsor murni hutan dan ditempuh dalam waktu 5 jam dengan berjalan kaki, dan korban berjumlah 7 orang adalah pekerja mencari kayu dengan menggunakan senso.
Menurutnya, korban tujuh orang itu, membangun tempat tinggal dari kayu dan dengan atap terpal (tempat tidur sementara) dari tenda di pinggir sungai dan di bawah tebing gunung yang longsor tersebut.
“Dua orang mayat yang telah ditemukan tiba di posko desa Tirta Nagaya jam 19.55 Wita dan langsung akan dikebumikan di pekuburan desa Anutapura sesuai kesepakatan dengan keluarga korban,” imbuhnya.
Mayat yang ditemukan dalam kondisi sudah membusuk dengan menggunakan sarung (dugaan kondisi tidur), sehingga mayat diperkirakan sudah 1 minggu, karena kejadian longsor sekitar malam hari pada selasa malam (17/6-2025 di saat hujan deras terjadi.
Pencarian dan Evakuasi sisa korban yang lima orang lagi masih berlangsung dan telah teridentifikasi titik korban, yang sebagian tertimbun longsor dan sebagian tertindih mobil truck yang ikut tertimbun longsor.
“Kita doakan bersama semoga dapat lebih cepat ditemukan dengAn bantuan alat excavator,” ujar mantan Kalak BPBD Donggala itu.
Reporter: ***/IRMA