PALU – KPU Provinsi Sulteng secara masif melaksanakan sosialisasi untuk menyampaikan informasi kepemiluan kepada masyarakat agar dapat menggunakan hak pilihnya pada Pemilu tahun ini.
“Penggunaan hak pilih sebagai sarana konstitusional bagi masyarakat untuk menentukan masa depan bangsanya,” demikian kata Komisioner KPU Sulteng, Sahran Raden, di hadapan para pemilih muda saat Pembukaan Audisi Lomba Musik Jingle Pemilu 2019, Sabtu (16/02), di Studio T. Musik Palu Sulteng.
Sahran mengatakan, Pemilu adalah kontestasi yang penuh dengan kompetisi, sama seperti Lomba Jingle Pemilu. Mereka harus berkompetisi untuk menang. Tahapan demi tahapan dilalui untuk menjaring mereka.
“Ajang ini paling tidak ada dua aspek penting. Pertama, mengajak kreatifitas kaum muda milenial untuk mengembangkan kreatifitas seni music. Kedua, mengajak dan menumbuhkan kesadaran bagi pemilih milenial untuk mengenal Pemilu 2019, sebab tim juri juga akan mengajak untuk berdialog mengenai Pemilu 2019,” tuturnya.
Dialog yang dimaksud, misalnya terkait mekanisme pindah memilih, sebab sebagian mereka berasal dari kabupaten lain yang sedang menuntut ilmu di Perguruan Tinggi di Kota Palu.
“Maka penting mereka mengetahui mekanisme memilih dengan menggunakan Form A5 atau pindah memilih. Sebab salah satu alasan pindah memilih adalah sedang melaksanakan tugas belajar di perguruan tinggi. Selain itu mereka diajak untuk mengenal infomasi pemilu, seperti Pemilu serentak 2019, di mana kita memilih lima surat suara,” ungkap Sahran.
Audisi Musik Jingle Pemilu dihadiri 17 band kelompok anak muda pemilih milineal di Kota Palu. Mereka terdiri dari pelajar, mahasiswa dan umum yang sudah memenuhi syarat memilih pada 17 April mendatang.
Menurut Sahran, audisi ini dilaksanakan sebagai tahapan untuk mengikuti Konser Lomba Musik Jingle Pemilu 2019 yang akan digelar KPU Provinsi Sulteng, tanggal 23 Februari mendatang, di Taman Gor Palu.
“Kompetisi konser musik jingle pemilu ini adalah upaya kami untuk mendorong masyarakat agar lebih peduli dan ikut terlibat dalam pemilu. Melalui lombah ini, kami harap jarak masyarakat, khususnya para generasi muda akan lebih dekat lagi dengan pemilu. Menurut kami, hal ini penting di tengah kekhawatiran rendahnya angka partisipasi pemilih, khususnya kaum muda milenial,” ujarnya.
17 April 2019 mendatang, Indonesia akan menggelar perhelatan besar yakni Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden secara serentak sebagai sebuah wujud pesta demokrasi yang melibatkan lebih dari 192 juta pemilih Indonesia. Terdapat sekitar 34 sampai 37 persen dari keseluruhan pemilih yang berasal dari pemilih muda.
“Mengacu pada data dan fakta tersebut, generasi muda adalah pemilih potensial yang sangat berharga. Penting bagi generasi muda untuk turut serta berpartisipasi dan menyumbangkan suara demi menentukan arah demokrasi bangsa,” imbuhnya. (RIFAY)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.