Sudah Tiga Hari, Pengungsi Balaroa Kekurangan Air

oleh -
Muslimun

PALU – Korban likuifaksi dan gempa bumi yang menghuni shelter pengungsian di Kelurahan Balaroa, mengeluhkan tidak adanya air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik memasak maupun untuk keperluan lainnya.

Sudah tiga hari belakangan ini, suplai air dari PMI maupun relawan, tidak ada lagi, sehingga masyarakat merasa kesusahan memenuhi kebutuhan hidup.

“Ini keluhan mereka (warga Balaroa). Jadi mereka bertanya-tanya, apakah sudah habis kontraknya relawan-relawan ini atau ada sesuatu hal,” kata Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem Sulteng, Muslimun, Selasa (05/03).

Kata dia, saat ini warga Balaroa sangat membutuhkan perhatan serius dari Pemkot, terutama air bersih.

“Bayangkan saja, 600 tenda lebih dikali jumlah orang di dalamnya. Kebutuhan air pasti tinggi, untuk buang air saja sudah susah apalagi untuk wudhu dan lainnya,” tambahnya.

Seharusnya, kata dia, tanpa relawan pun pengungsi bisa terjamin hidupnya karena ada pemerintah.

“Jadi yang jadi soal ini adalah perhatian pemerintah kita ini lemah di wilayah pengungsi. Kita minta ketegasan dari Pemkot soal nasib pengungsi yang ada di Balaroa. Harusnya suplai air ini jangan putus,” ujarnya.

Selain itu, kata dia, warga juga meminta kepada pemerintah agar menempatkan tim medis 1 kali 24 jam.

“Untuk apa poskonya disiapkan, kalau tenaga medis dan obatnya tidak ada. Karena kita tidak tahu sumber penyakit ini karena perubahan musim. Bagaimana mau mengurus pengungsi seperti ini,” kesalnya.

Dulunya, kata dia, ada petugas yang mengisi posko kesehatan. “Cuma sejak 2 minggu belakangan ini tidak ada lagi, bahkan stok obat tidak ada,” tutup Calon Anggota DPRD Kota Palu dari Dapil Palu Barat-Ulujadi itu. (RIFAY)