SIGI – Pihak Pertamina (Persero) meresmikan sejumlah program rehabilitasi pascabencana alam yang ada di Desa Sambo, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Sabtu (30/03). Program yang dimaksud merupakan hasil sumbangan para karyawan Pertamina di Indonesia yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB).
Ada tiga program yang sudah berjalan saat ini, yakni revitalisasi air bersih, livelihood dan educare. Proses peresmiannya dilakukan Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) Pertamina (Persero), Koeshartanto.
Menurut Kepala Bidang (Kabid) Organisasi, Pemberdayaan Konstituen dan Aksi, FSPPB, Capt Sofyani Faisol, semua biaya berasal dari seluruh pekerja Pertamina. Sebanyak Rp847 juta lebih yang terkumpul dari para karyawan Pertamina seluruh Indonesia. Dana-dana itulah yang dimanfaatkan untuk memaksimalkan jalannya tiga program tersebut.
“Ini adalah inisiatif seluruh karyawan yang tergabung dalam serikat untuk bagaimana membuat satu daerah yang terdampak bencana dapat bangkit,” katanya.
Di Desa Sambo, kata dia, revitalisasi air bersih dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air bagi 200 lebih kepala keluarga yang mendiami tiga dusun. Selain itu, juga untuk kebutuhan air di masjid dan mushola.
“Projek ini sudah dimulai dari Oktober 2018 sampai Maret 2019, melibatkan 91 relawan yang secara bergantian datang ke sini. Semoga apa yang diberikan ini dapat bermanfaat sebesar-besarnya. Kami pun sangat mengharapkan peran masyarakat untuk menjaga apa yang sudah ada saat ini,” pungkasnya.
Sementara Presiden FSPPB, Arie Gumilar, mengatakan, FSPPB di sini berperan untuk menyalurkan bantuan yang dikumpulkan dari pekerja, serikat pekerja di unit dan ada juga yang dipotong langsung dari gaji.
“Kita melihat air harus prioritas dan Alhamdulillah masyarakat Sambo mau bekerja sama sehingga diharapkan bisa menimbulkan rasa memiliki,” katanya.
Program berikutnya, kata dia, adalah livelihood dalam rangka membangkitkan perekonomian warga.
“Dari analisa kami, ada hasil bumi dan yang paling potensi adalah pisang. Kebetulan di Cilacap kita ada binaan UKM mengolah pisang menjadi sale. Inilah yang kita tularkan di Sambo,” ujarnya.
Sejauh ini, pihaknya telah membantu, baik dari segi perizinan maupun pemasaran. Saat ini, pemasaran olahan sale pisang dengan tiga rasa itu (original, keju dan cokelat) itu masih dengan sistem konsinyasi dengan dititipkan di took-toko.
“Jadi yang mengolah ini ada tiga kelompok warga,” ujarnya.
Program ketiga, kata dia, adalah educare. Di program ini, mereka berupaya untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-akan di Desa Sambo.
“Educare ini, di antaranya membuat sistem pengajaran menjadi senang, di mana orang belajar bisa senang melalui metode sekolah alam. Kurikulumnya dikombinasikan dengan Kurikulim 13. Selain itu peningkatan kualitas pengajar. Kita akui jumlah tenaga pengajar di Sambo sangat terbatas. Jadi kita lakukan studi banding untuk tenaga pengajarnya agar bisa menyerap ilmu dari luar untuk diterapkan di sini,” pungkasnya.
Di sekolah alam ini, saat ini terdapat sebanyak 148 siswa siswi dari kelas 1 sampai 6 dengan jumlah tenaga pengajar sebanyak 13 orang, termasuk kepsek dan relawan.
Sementara Direktur SDM Pertamina (Persero), Koeshartanto, mengatakan, program itu murni diinisiasi dan dilaksanakan oleh FSPPB, bukan koorporasi.
“Apa yang sudah dibuat ini akan diserahkan kepada masyarakat Desa Sambo. Kita yakin, jumlah ini belum besar tapi keikhlasan semua karyawan Pertamina diharap menjadi multiplier efek yang bisa dilakukan karyawan BUMN lain,” ujarnya.
Pertamina, kata dia, telah hadir bersama BUMN lain ketika di awal bencana dating untuk memastikan layanan energy terpenuhi.
“Kalau koorporasi sudah cukup besar, mulai support bahan bakar kapal TNI, mempercepat fungsi DPPU dan depot,” katanya.
Terkait itu, Kades Sambo, Wikram menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pertamina, khususnya kepada karyawan yang tergabung dalam FSPPB.
“Kurang lebih satu bulan Pascabencana, Pertamina sudah hadir di Sambo. Bahkan Pertamina yang pertama bangunkan tenda darurat untuk sekolah,” katanya.
Terkait pemeliharaan dan perawatan bantuan yang ada, khususnya sarana air bersih, pihaknya sudah berinisiatif membentuk kelompok kerja (pokja).
“Jadi pokjanya ada dari tiap dusun yang bergantian tiap pekan untuk merawat sarana ini,” katanya.
Ucapan terima kasih juga disampaikan Kepala Dinas (Kadis) Pekerjaan Umum (PU) Sigi, Henri Kusuma Rombe.
Kegiatan peresmian itu juga dihadiri Beni Syarif Hidayat selaku SVP Human Capital Management, Sekjen SFPPB Dicky Firmansyah, Camat Dolo Selatan, dan sejumlah OPD terkait di Kabupaten Sigi. (RIFAY)