PALU – 14 kepala sekolah (kepsek) baik dari tingkat TK maupun SD di Kota Palu batal dilantik, karena terlambat menghadiri acara pelantikan yang dimulai sejak pukul 07.00 Wita, Jumat (09/06).
“Siapa yang meremehkan waktu, maka dia akan rugi. Olehnya mereka yang tidak datang tepat waktu, saya tidak akan lantik, karena mereka tidak sungguh-sungguh,” tegas Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid, saat melantik sejumlah pengawas dan kepsek tingkat TK, SD, maupun SMP se-Kota Palu.
Wali Kota Palu secara khusus berterima kasih kepada para kepala sekolah dan para pengawas yang datang tepat waktu. Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa mereka bersungguh-sungguh menerima tugas dan tanggung jawab yang diberikan.
Adapun jumlah pengawas yang dilantik sebanyak sembilan orang, sementara kepsek sebanyak 24 orang.
Kepada yang dilantik, dirinya berharap agar tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada para pengawas dan kepala sekolah, dapat diterima dengan baik.
Hal ini karena para pengawas dan kepala sekolah yang dilantik merupakan orang-orang pilihan dari puluhan ribu ASN ditambah P3K yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Palu.
Karena keterbatasan itulah, para ASN dituntut untuk berpacu dan meningkatkan kualitas dirinya, karena itu akan menjadi ukuran.
“Wali kotanya komiu (kamu, red) hari ini tidak ada urusan siapa yang mau jadi kepala sekolah, tidak ada. Para kepala yang dilantik hari ini mungkin tidak pernah bertatap muka langsung dan bicara langsung,” ungkapnya.
Terkait ini, ia mengaku telah memberi kepercayaan sepenuhnya kepada kepala dinas untuk memilih dengan tepat, siapa para kepala sekolah, pegawai, dan pejabat yang ingin ditempatkan pada posisi-posisinya.
Mungkin jabatan itu dianggap menguntungkan, tapi bagi Wali Kota, ini posisi yang vital dalam upaya mendorong pembangunan di Kota Palu.
“Bukan hanya pembangunan secara fisik, tapi pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM)-nya,” ujarnya.
Lebih lanjut Hadianto juga mengingatkan kepada para kepala sekolah, agar jangan main-main dengan urusan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
“Jangan kepala sekolah dan bendaharanya saja yang baku tahu. Jangan. Hindarilah. Pokoknya terbuka,” tegasnya.
Kata dia, manajemen BOS harus betul-betul berjalan dengan baik. Jika ada yang tidak mampu, maka dikomunikasikan dengan baik.
Dirinya mengingatkan agar jajarannya menghargai dengan waktu, karena bersyukur bukan hanya dengan ucapan, tapi dengan menghargai kesempatan yang diberikan.
“Maka dari itu, disiplin dan tepat waktu bukan karena wali kotanya, tapi memang harusnya seperti itu,” tandasnya.
Turut hadir dalam kesempatan ini Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu, Hardi dan Kepala BKPSDMD Kota Palu, Abidin.
Reporter : Hamid
Editor : Rifay