PALU – Dua anggota Kelompok Sipil Bersenjata yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO), tewas tertembak oleh aparat Satgas Madago Raya, di Pegunungan Andole, Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Senin (01/03) petang.

Keduanya teridentifikasi bernama Alvin dan Khairul. Dari keterangan pihak kepolisian, Khairul sendiri adalah putra pentolan Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Santoso.

“Sedangkan Alvin berasal dari Banten,” ungkap Kapolda Sulteng, Irjen Pol. Abdul Rakhman Baso, didampingi Danrem 132 Tadulako Brigadir Jenderal TNI Farid Makruf, di depan RS. Bhayangkara Palu, Selasa (02/03).

Kapolda Rakhman mengatakan, dalam waktu yang tidak terlalu lama, bukti itu akan diperkuat dengan tes DNA dan sidik jari.

Dalam kontak tembak juga, kata Kapolda , telah gugur salah satu prajurit TNI Praka Dedi Irawan. Saat ini jenazahnya telah diberangkatkan ke Jakarta dan untuk pemakamannya menunggu koordinasi dengan keluarga.

Dari olah TKP, kata dia, pihaknya mendapati beberapa barang bukti berupa amunisi, GPS, tas ransel, golok dan lainnya.

Dia mengatakan, keberadaan para DPO di
pegunungan Andole, disinyalir untuk melakukan amalia, sehingga aparat melakukan penyergapan dan terjadilah kontak tembak.

Ia menambahkan, saat ini pihak aparat sedang melakukan penyisiran dan pengejaran di wilayah pegunungan Andole.

Sebab, kata dia, saat kontak tembak dengan aparat, para DPO 4 orang, dua tertembak dan dua orang lolos.

Dengan tertembaknya dua DPO itu, hingga kini sisa DPO masih berjumlah 9 orang.

Para DPO ini terbagi dua kelompok, satunya dipimpin Ali Kalora yang berjumlah empat orang dan satu lainnya berjumlah 7 orang.

“Semoga tidak bertambah lagi, tapi sayangnya masih ada simpatisan-simpatisan,” katanya.

Reporter : Ikram

Editor : Rifay