PALU – Tepat 20 hari, balita penderita gizi buruk di Kelurahan Pantoloan Boya, Kecamatan Tawaili bernama Naura (2,9) akhirnya sembuh.

Kepulangannya dari RS Madani Palu dijemput langsung oleh Sekretaris Kota (Sekkot) Palu, Asri L Sawaya, Senin (31/08).

Selama menjalani perawatan, Naura sendiri telah mengalami peningkatan berat badan yang signifikan yaitu seberat 3 Kg.

“Ketika awal masuk, pasien Naura hanya bisa menangis, bahkan sekadar duduk saja sudah mengalami kesulitan. Namun setelah dirawat, saat ini sudah bisa berlari, tertawa dengan riang gembira sebagaimana lazimnya anak kecil,” terang Direktur RS Madani, dr. Nirwansyah Parampasi.

Selain Sekretaris Kota (Sekkot) Palu, penjemputan pasien anak Naura juga dihadiri Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Irmawati Petalolo, serta dari dinas teknis lainnya seperti Dinas Kesehatan, Bappeda, Badan PPKB, Camat Tawaili dan Lurah Pantoloan Boya.

Menurut Sekkot Palu, Asri, inisiatif penjemputan ini merupakan bentuk kepedulian dan rasa empati serta bukti nyata bahwa Pemkot Palu harus selalu hadir untuk mememuhi keperluan warganya, khususnya di bidang kesehatan dan pendidikan.

Beliau menegaskan, jangan sampai terjadi lagi kasus gizi buruk seperti ini lantaran lamban penemukenalannya di lapangan. Sebab, lanjut dia, Pemkot Palu sudah mengalokasikan pembiayaan untuk mengatasi hal serupa.

Ia menambahkan, semua pihak harus bersinergi sehingga informasi di lapangan harus secepatnya ditindaklanjuti agar lebih mudah penanganannya.

“Tidak boleh pimpinan wilayah tidak tahu kondisi warganya, bahkan daun yang jatuh sekalipun di wilayahnya pimpinan wilayah harus tahu,” tegas Asri.

Saat penjemputan tersebut, diserahkan pula berbagai bantuan yang dihimpun secara swadaya dari para ASN di lingkungan Pemkot Palu, seperti sembako, susu formula, pakaian bayi, kasur, uang tunai, dan berbagai perlengkapan lainnya.

Dalam waktu dekat juga akan dilakukan bedah rumah dan sarana sanitasi lainnya.

“Semoga apa yang dilakukan ini menjadi amal jariah bagi para darmawan,” ucap Asri.

Sebagai pasien gizi buruk, adik Maura, ditemukan pendata Program SIPBM (Sistem Informasi Pembangunan Berbasis Masyarakat), yaitu kerja sama antara Yayasan Karampuang, UNICEF dan Bappeda Kota Palu.

Sistem pendataan yang dilakukan berupa sensus berbasis rumah tangga berbasis android. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data mikro yang valid dan reliable sebagai bahan dasar intervensi pembangunan daerah.

Menurut Kepala Bidang Data dan Informasi, Bappeda Kota Palu, Ibnu Mundzir, sistem pendataan ini sangat efektif untuk menemu kenali lokus, modus dan tempos permasalahan pembangunan, yang berbasis rumah tangga (house hold), sebab disitulah entitas organisasi terkecil dimasyarakat.

Sebab, menurutnya, jika mengambil informasi di luar data mikro pembangunan, maka misleading perencanana sangat memungkinkan terjadi.

“Bahkan jika mengambil sasaran intervensi perencanan yang tidak berbabis data mikro, andaikan berhasil, maka itu kebetulan,” terangnya.

Reporter : Hamid
Editor : Rifay