PALU- Gubernur Sulteng Anwar Hafid, bersama rombongan, Rabu besok (9/4), akan mengunjungi warga terdampak banjir di Kabupaten Morowali Utara (Morut).

“Insya Allah Rabu besok, saya akan mengunjungi daerah terdampak bencana banjir di Morut tersebut. Dan Kami akan menggunakan pesawat komersil dari Palu ke bandara Morowali. Kemudian menggunakan mobil atau motor ke lokasi-lokasi terdampak bencana banjir tersebut,” jelas Mantan Bupati Morowali dua periode itu, di Masjid Kantor Dinas ESDM Sulteng, Selasa (8/4).

Menurutnya beberapa hari lalu juga telah menelpon Bupati Morut dr.Delis untuk langkah penanganan dampak bencana banjir di sana.

Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Akris Fattah Yunus menjawab media ini Senin malam (7/4) mengatakan, ada beberapa lokasi terdampak bencana banjir Morowali Utara, yakni 4 kecamatan dan 9 desa, yaitu Petasia Timur: Desa Bunta dengan jumlah warga terdampak 743 kepala keluarga (KK) atau 2.827 Jiwa. Sedangkan jumlah pengungsi 96 KK atau 194 Jiwa. Kemudian jumlah rumah terdampak sebanyak 351 unit (terendam) dan 4 unit gereja terendam. Masih di kecamatan yang sama di Desa Peboa jumlah warga terdampak sebanyak 21 KK atau 84 Jiwa. Sedangkan jumlah pengungsi 11 KK atau 44 Jiwa. Kemudian rumah warga terdampak 17 unit (terendam). Selanjutnya di Desa Mahoni jumlah warga terdampak sebanyak 300 KK atau 84 Jiwa sementara rumah terdampak sejumlah 250 unit terendam. Kemudian fasilitas umum (fasum) terdapat 1 unit Pustu terndam.

Kemudian, di Kecamatan Petasia Barat yakni Desa Oneput warga terdampak sebanyak 209 KK atau 695 Jiwa dan 8 unit rumah terendam. Desa Sampalowo, sebanyak 86 KK atau 286 Jiwa terdampak dan 80 unit rumah terendam serta fasum yakni ruas jalan 15 Meter terndam. Kemudian di Desa Ulula’a warga terdampak sebanyak 160 KK atau 490 Jiwa. Namun begitu tak ada yang pengungsi. Begitupun rumah tidak ada yang terdampak. Namun terdapat 1 unit fasum terdampak yakni 1 unit Rumah Ibadah terendam. Di Desa Togo Mulyo terdapat 281 KK atau 940 Jiwa terdampak dan 1 unit fasilitas pendidikan yakni SMA 1 Atap terndam banjir.

Di Kecamatan Lembo Raya, Desa Lembobelala sebanyak 90 KK atau 270 Jiwa terdampak, 8 unit rumah terendam, dan 1 unit Jembatan Gantung Dusun 2 rubuh.

Di Kecamatan Lembo Desa Terdampak yakni Desa Korompeli namun tak ada warganya mengungsi, tapi Fasum 1 unit jembatan gantung rubuh.

“Dari jumlah sembilan desa tersebut, sejak tanggal 27 maret 2025 Pemerintah Daerah Kabupaten Morowali dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah telah melakukan langkah-langkah penanganan kepada masyarakat terdampak mulai dari evakuasi warga ke tempat pengungsi dan pemberian batuan berupa peralatan tidur dan bahan makanan,” terang Akris.

Kata Akris pada hari Ahad (6/4) Gubernur Sulteng bapak Anwar Hafid menginstruksikan kembali kepada Kepala BPBD Sulteng dan Kepala Dinas Sosial Sulteng untuk melakukan koordinasi terkait bagaimana pemenuhan kebutuhan warga terdampak dan warga yang masih berada di tempat pengungsian.

“Dan berdasarkan hasil koordinasi kami pada senin 7 April 2025 dengan Kepala BPBD Morut dan Kadis Sosial Morut terhadap penanganan bencana banjir diperoleh hasil diperlukan tambahan perahu evakuasi,” imbuhnya.

Kepala BPBD Sulteng Akris langsung menindak lanjutinya hari ini senin tgl 7 april 2025 dengan mengirimkan perahu Fiber 2 unit berserta tambahan personil TRC.

Kemudian terkait keperluan tambahan logistik, Kadis Sosial Sulteng juga sudah menindak lanjutinya hari ini senin tgl 7 april 2025 dengan mengrimkan logistik. Selanjutnya diperlukan tambahan Mobil Tangki Air.

Kepala BPBD Sulteng hari ini senin tgl 7 april 2025 juga telah menindaklanjutinya dengan mengirim 1 unit Mobil Tangki Air untuk melayani kebutuhan air bersih ke lokasi titik pengungsian yakni :

Bunta di Balai desa bunta, Balai Dusun 5 Trans, dan Rumah warga. Dan Tompira di Balai desa Tompira.

“Berdasarkan informasi terkait masa tanggap darurat akan berakhir tanggal 10 April 2025, sebagaimana penyampaian dari Kepala BPBD Kabupaten Morowali Utara akan dilakukan evaluasi terhadap penanganan tanggap darurat, sehingga dapat mengambil langkah-langkah, apakah diperlukan perpanjangan masa tanggap darurat atau tidak?”ujar Akris.

Reporter: IRMA
Editor: NANANG