MOROWALI – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang dilakukan pemerintah dinilai setengah hati. Pasalnya, di masa PPKM ini, terdapat 110 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China yang masuk ke wilayah Morowali, Sulawesi Tengah.

Koordinator KKP Kelas III Poso Wilker Bungku, Samson, menyebutkan, berdasarkan laporan yang diterimanya, TKA sebanyak 110 orang tersebut datang melalui Bandara Manado (MDC) menuju Morowali pada Kamis (15/07) menggunakan Maskapai Citilink dengan nomor penerbangan QG 8320.

Menyikapi hal itu, Ketua Kerukunan Masyarkat Kecamatan Bahodopi, Yopi Sabara, mengatakan, jika benar adanya, maka pemeritah telah berlaku zalim kepada rakyat, apapun alasannya. Sekarang, kata dia, bukan lagi soal ada atau tidaknya skala prioritas bagi sektor esensial, tapi bagaimana pemerintah berlaku adil terhadap rakyatnya.

“Meskipun kita pahami bahwa pemerintah tengah mendorong upaya percepatan pembangunan pada sektor-sektor esensial, tapi pada sisi lain juga pemerintah tidak boleh melupakan ada masyarakat kelas bawah yang tidak bisa diakomodir, diserap meski sektor esensial itu telah beroperasi. Mereka hanya bisa mengisi rongga-rongga perut kosong mereka dengan jadi pengamen, pemulung, kerja paruh waktu, jualan pinggir jalan dan lain sebagainya,” kata Yopi, Kamis (15/07).

Ia menambahkan, kebijakan pemerintah semacam ini tentu dapat menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat, apalagi dilakukan pada waktu pemerintah tengah menerapkan PPKM.

Ia menyatakan, kepercayaan publik kepada pemerintah makin merosot tajam dan tentu eskalasi pergerakan untuk menentang adanya previllage bagi TKA ini akan massif dilakukan dan meningkat serta akan berdampak sistemik bagi rezim Jokowi hari-hari ini.

“Jangan sampai kondisi semacam ini dimanfaatkan oleh oknum untuk membuat kekacauan di republik ini. Ada bahaya yang lebih besar dari wabah pandemi yaitu kelaparan,” tutupnya.

Koordinator Komunikasi dan Hubungan Media PT IMIP, Dedy Kurniawan, membenarkan bahwa PT IMIP telah kedatangan TKA untuk bekerja di perusahaan tersebut.

“Kedatangan mereka sudah melalui sejumlah rangkaian baik karantina selama 14 hari di Jakarta maupun suntik vaksin,” kata Dedy.

Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Morowali, Rahman Toppo yang dihubungi media ini via WhatsApp (WA), mengaku sedang tugas luar dan belum mendapatkan informasi mengenai kedatangan TKA tersebut.

Reporter : Harits
Editor : Rifay