MOROWALI- Sulawesi Tengah (Sulteng) dengan luas laut 74.452.37 kilometer (km) persegi, serta garis pantai 7.010,6 km, menjadikannya sebagai satu-satunya provinsi di Indonesia yang memiliki empat Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) dan 1 WPP perairan daratan.
Wilayah-wilayah ini mempunyai banyak potensi kelautan dan perikanan yang terkandung di dalamnya.
Hal ini dikatakan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), Moh Arif Latjuba, saat kegiatan sinkronisasi Program Kegiatan Bidang Kelautan dan Perikanan, di salah satu hotel, di Kota Bungku, Kabupaten Morowali, Senin (10/06) malam.
“Sulteng juga memiliki 155.544 penduduk yang menggantungkan kehidupan sehari-harinya sebagai nelayan, pembudidaya, pengolah pemasaran perikanan, serta petambak garam. Bahkan berdasarkan hasil Sensus Pertanian tahap satu Tahun 2023 terdapat 48.281 rumah tangga usaha perikanan yang terdapat di daerah ini,” terang Arif.
Menurutnya, hal itu menunjukan bahwa kelautan dan perikanan cukup banyak memberikan kontribusi dalam penyerapan tenaga kerja di Sulteng dan dipandang masih cukup menjanjikan bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Meski begitu, kata Arif, kondisi tersebut masih diperhadapkan oleh pelbagai kendala, di antaranya, sarana produksi yang belum optimal, jaminan kepastian usaha serta keamanan dan keselamatan kerja masih kurang, penguasaan iptek dan keterampilan masih lemah.
“Kemudian keterbatasan akses terhadap iptek dan informasi, akses permodalan dan kelembagaan belum optimal, aspek regulasi yang terus mengalami penyesuaian, dan tingkat kemiskinan yang masih perlu diselesaikan,” paparnya.
Menurutnya, kondisi ini yang menjadi pekerjaan rumah bagi semua pihak untuk segera diselesaikan.
Lebih lanjut ia mengatakan, sinkronisasi program yang berlangsung hingga tanggal 12 Juni ini bertujuan untuk mendukung upaya gerak cepat menuju Sulteng yang lebih sejahtera dan lebih maju.
“Kegiatan itu bertujuan untuk melakukan sinkronisasi program antara pusat, provinsi dan daerah, dalam pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan Provinsi Sulteng Tahun Anggaran 2024-2025,” jelasnya.
Arif berharap, kegiatan ini bisa mendorong produksi perikanan secara kuantitas dan kualitasm ikan demersal, nila, lele, mas, serta sidat, dengan penerapan tekonoligi dan inovasi yang tetap memperhatikan keberlanjutan ekonomi dan ekologi sesuai prinsip blue economy.
Kegiatan itu dihadiri perwakilan lima dirjen di lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), USAID ber IKAN, pejabat eselon III dan IV DKP kabupaten/kota se Sulteng, dan beberapa narasumber dari KKP. *