Rektor Unisa Ingatkan Pesan Sayyidina Ali “Maba Harus Hargai Dosennya”

oleh -
Kuliah Umum Daring Universitas Alkhairaat, Rabu (23/09).

PALU – Kuliah umum secara daring yang mengangkat tema Strategi Sukses Kuliah di Era Merdeka Belajar Kampus Merdeka dibuka oleh Rektor Unisa, Dr. Umar Alatas, S.Pi.,M. Si. Dalam sambutannya, Rektor mengingatkan perkataan Sayyidina Ali yang juga disampaikan oleh Habib Idrus bin Salim Aljufri (Guru Tua), pada murid-muridnya, “Man Allamani Harfan Sirtulahu Abdan” yang artinya, “Barangsiapa yang mengajarkan kepadamu satu huruf, saya akan bersedia menjadi budaknya”.

“Maqal Sayyidina Ali ini sangat relevan dengan tema kita hari ini, khususnya bagi mahasiswa baru untuk senantiasa menghargai para dosennya yang telah memberikan pengetahuan agar keberkahan ilmu bisa didapatkan,” kata Rektor.

Rektor juga menitipkan kiat sukses kuliah pada mahasiswa baru yakni, menetapkan tujuan tujuan yang jelas, merencanakan dengan nyata hal-hal yang akan dicapai dan memberikan batasan waktu yang tegas, selesai tepat waktu dan selesai diwaktu yang tepat.

BACA JUGA :  Pengusaha Didorong Integrasikan Prinsip HAM dalam Bisnis untuk Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

Sementara itu Dr. Aris Aksarah menegaskan agar mahasiswa Unisa tidak menjadi mahasiswa, tidak menjadi mahasiswa pikul tas dan mahasiswa parodi.

Mahasiswa Unisa itu harus menasbihkan diri sebagai yang terbaik di perguruan tinggi, karena hanya dua yang menyandang gelar maha yakni mahasiswa dan Maha Esa.

“Gelar yang kalian pikul ini tidak main-main. Jangan hanya datang kampus tapi tidak masuk di ruang kuliah, hanya bercengkrama di kantin, tas full dengan buku-buku apa semua tidak, ke sana kemari seperti pelakon,” tegas Aris.

BACA JUGA :  Jangan Berhenti Mengajak pada Jalan Kebaikan

Terkait dengan program pemerintah, merdeka belajar, kampus merdeka, hal itu kata mantan Dekan Fakultas Pertanian dua periode itu, sudah diatur dalam Permendikbud no. 3 tahun 2020, khususnya pada pasal 18 yang menyebutkan, mahasiswa mengikuti seluruh proses pembelajaran dalam program studi pada perguruan tinggi sesuai masa dan beban belajar, dan sisanya mengikuti proses pembelajaran di luar program studi.

Aris mengatakan, kemerdekaan belajar yang dimaksud adalah memberikan kebebasan dan otonomi kepada lembaga pendidikan dan merdeka dari birokratisasi. Selain itu, dosen juga dibebaskan dari birokratisasi yang berbelit. Begini juga halnya mahasiswa diberikan kebebasan untuk memilih bidang yang mereka sukai.

BACA JUGA :  Ketua Utama Alkhairaat Terima Santri Penerima Beasiswa Sigi Masagena

Dia melanjutkan, salah satu tujuan Mendikbud menyelenggarakan program ini, untuk menyiapkan mahasiswa menghadapi perubahan sosial budaya dunia kerja, dan kemajuan teknologi yang pesat.

“Dari program ini diharapkan memberikan kesempatan untuk pengembangan inovasi, kreativitas, kapasitas, kepribadian dan kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam menerima dan menemukan pengetahuan kenyataan dan dinamika lapangan,” pungkasnya.

Reporter: Iwan Laki
Editor: Nanang