POSO – Petani di Kecamatan Lore Peore dan Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso, mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas petani pelatih, pertanian inklusif untuk kopi berkelanjutan di Sulawesi Tengah.

Kegiatan yang digelar Kementerian Federal Jerman untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ), dan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH itu berlangsung akhir Mei 2023 hingga Juni 2023.

Kegiatan juga dikerjasamakan dengan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI, Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Sulawesi Tengah, serta Dinas Pertanian Kabupaten Poso dan Rainforest Alliance (RA).

Menurut Erus Rusyadi selaku Technical Profesional program SASCI+, pelatihan ini dilakukan dalam kerangka kerja sama proyek Sustainability and Value Added in Agricultural Supply Chains in Indonesia (SASCI+).

“Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan penting bagi petani di Sulawesi Tengah, khususnya di Kabupaten Poso. Karena itu, pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah menjadikan Dataran Tinggi Napu dan Besoa atau Kecamatan Lore Bersaudara, di Kabupaten Poso sebagai Sentra Pengembangan Komoditas Kopi di dalam dokumen RPJMD tahun 2021 – 2026,” kata Erus Rusyadi, baru-baru ini di Poso.

Menurutnya, beberapa tahun belakangan ini, petani di Kabupaten Poso menghadapi tantangan seperti produksi menurun dan pengolahan paska panen yang belum baik disertai dengan berbagai tantangan ekologi, ekonomi, dan sosial.

Untuk itu, kata dia, peningkatan kapasitas petani dalam budidaya kopi berkelanjutan menjadi sangat penting untuk memastikan keberlanjutan produksi kopi dan meningkatkan kesejahteraan petani.

“Dalam konteks peningkatan kapasitas petani dalam berbudidaya kopi, peran pemerintah dan organisasi masyarakat sipil sangat penting dalam memberikan layanan pendidikan, pelatihan pendampingan kepada petani, serta memfasilitasi akses petani terhadap pasar dan pembiayaan,” jelasnya.

Selain itu, kata dia, kerja sama antara petani juga dapat menjadi kunci dalam meningkatkan kapasitas petani dalam berbudidaya kopi.

“Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kapasitas petani dalam berbudidaya kopi adalah melalui pelatihan dan pendidikan,” tambahnya.

Adapun materi pelatihan dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam berbagai aspek budidaya kopi, seperti pemilihan bibit, pengolahan tanah, penanganan hama dan penyakit, serta pengolahan dan pemasaran hasil panen.

Sementara itu, Gede Muliasa, Kelompok Tani Tunas Baru Desa Siliwanga berharap, dengan adanya pelatihan petani kopi ini dapat membantu dan memberikan ilmu pengetahuan baru bagi masyarakat petani kopi di Kabupaten Poso.

“Dengan adanya pelatihan ini bisa memberikan pengetahuan baru dan dapat kami kembangkan di kelompok kami,” ujar Gede Muliasa.

Hal yang ingin dicapai setelah mengikuti ToT ini, calon pelatih akan mempelajari teknik dan metode terbaik dalam memberikan pelatihan kepada petani kopi.

Rainforest Alliance (RA) adalah organisasi global yang bekerja di lebih dari 70 negara di persimpangan bisnis, pertanian, dan hutan.

RA membangun aliansi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi manusia dan alam dengan menjadikan bisnis yang bertanggungjawab sebagai normal baru.

RA sudah hadir di Indonesia lebih dari 18 tahun, membangun hubungan jangka panjang dengan organisasi masyarakat, LSM, universitas lokal, dan lembaga pemerintah untuk membangun kapasitas dan menghasilkan insentif pasar dan kebijakan yang transparan dan kompetitif untuk pengelolaan lahan berkelanjutan, penghidupan yang lebih baik, dan konservasi keanekaragaman hayati. */RIFAY