PARIGI – Anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provnsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Nasrun, mengatakan, pengawas pemilu harus tahan terhadap tiga tekanan.
“Pertama tekanan politik, kedua tekanan sosial, dan yang ketiga adalah tekanan dari keluarga,” sebut Nasrun saat menjadi narasumber Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Pengawasan dalam Penyelenggaraan Tahapan Pemilu Tahun 2024 yang dilaksanakan Bawaslu Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Senin (26/12).
Rakernis tersebut menghadirkan para anggota Pengawas Kecamatan (Panwascam) se-Kabupaten Parimo.
Pada kesempatan yang sama, Nasrun menguraikan poin-poin penting arah kebijakan Bawaslu RI sekaitan dengan lahirnya Instruksi Nomor 4 Tahun 20222 tentang identifikasi potensi lokasi khusus dalam pengawasan penyusunan daftar pemilih di lokasi khusus Pemilu 2024.
”Kita akan membuat data sandingan sehingga akan menambah sedikit kerja dari teman-teman. Kita sudah memulai dari instrukri nomor empat terkait dengan pemetaan lokasi khusus,” katanya.
Melalui instruksi nomor empat tersebut, kata dia, maka teridentifikasi sembilan potensi, di antaranya rumah tahanan atau lapas, pondok pesantren, panti asuhan, panti rehabilitasi, perusahaan tambang, perusahaan perkebunan, kehutanan, rumah sakit, daerah relokasi bencana atau tempat-tempat pengungsian.
Komisioner pengampuh Divisi Pencegahan Parmas dan Humas Bawaslu Sulteng itu berpesan kepada jajaran Panwascam agar selalu mencatat setiap peristiwa atau kejadian yang ditemukan di lapangan.
“Apapun yang kita temukan, yang kita lihat tolong semuanya dicatat. Kuncinya adalah apa yang kita lakukan harus dicatat dan apa yang dicatat itu yang dilakukan. Jika ada kendala maka segera berkonsultasi, berkoordinasi kepada jajaran satu tingkat di atasnya,” jelas mantan Asisten Ombudsman Sulteng itu.
Nasrun tak lupa mengingatkan kepada peserta rakernis untuk selalu berada dalam satu barisan, demi menjaga marwah dan kebersamaan sebagai pengawas pemilu.
“Saya mengingatkan bahwa Bawaslu ini adalah organisasi yang terpimpin, kolektif kolegial dijunjung tinggi. Kalau ada kendala bapak ibu di lapangan dalam menjalankan tugasnya tolong konsultasikan, jangan ambil keputusan sendiri, jangan membuat barisan sendiri,” tutupnya. */RIFAY