PALU – Anggota DPR RI Komisi II, Longki Djanggola menegaskan pentingnya menghidupkan kembali nilai-nilai kebangsaan di tengah keberagaman Indonesia yang begitu kaya. Hal itu ia sampaikan pada kegiatan bertajuk Implementasi 4 Pilar Berbangsa dan Bernegara dalam Bingkai Keberagaman, di Aula Kantor DPW Gerindra Sulteng, Kamis (24/4).

Longki Djanggola mengatakan, bahwa Indonesia sebagai rumah bersama dihuni oleh lebih dari 1.300 suku bangsa, ratusan bahasa daerah, serta beragam agama dan keyakinan, keberagaman tersebut menurutnya bukanlah sumber perpecahan, melainkan kekuatan besar yang harus dikelola dengan bijak.

“Namun realitas ini bisa berubah menjadi pemicu konflik jika tidak dijaga dengan saling bertoleransi, saling menghormati, dan membentuk kesadaran kebangsaan yang kuat,” ujar Longki Djanggola.

Gubernur Sulteng dua periode ini juga menyinggung maraknya ujaran kebencian di media sosial, termasuk peristiwa terbaru yang menyasar tokoh terhormat Sulawesi Tengah, Habib Idrus Bin Salim Aldjufri atau yang akrab disapa Guru Tua. Menurutnya, hal ini menjadi ancaman serius terhadap kerukunan umat beragama dan keutuhan bangsa.

Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya mengimplementasikan Empat Pilar Kebangsaan—Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi Longki, kegiatan tersebut bukan sekadar seremoni melainkan bagian dari ikhtiar bersama memperkuat semangat persatuan dan nilai-nilai toleransi.

Ia juga memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, khususnya kepada ketua FKUB Sulteng Prof. Zainal Abidin, yang telah hadir berbagi pemikiran dan wawasan kebangsaan kepada para peserta.

Longki berharap para seluruh peserta dapat menjadi agen perdamaian di lingkungan masing-masing dan terus menjaga semangat kebangsaan yang inklusif dan beradab.

Reporter: IRMA