POSO – Front Pembela Islam (FPI) Provinsi Sulteng turut mengecam keras atas peristiwa dugaan salah tembak yang dilakukan oknum polisi yang bertugas dalam operasi Tinombala, di Kabupaten Poso.

“Hal ini sangat serius karena belum selesai kasus salah tembak Almarhum Qidam yang dilakukan aparat kepolisian, kini kembali terulang,  dan kasusnya seakan menghilang tanpa ada kejelasan, ” kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) FPI Sulteng, Ustadz Sugianto Kaimudin, di Palu, Kamis (04/06).

Sugianto mengatakan, saat menghadiri pemakaman korban salah tembak tersebut, sudah menyampaikan kepada warga dan khususnya kepada keluarga korban untuk tidak pernah merasa takut saat berada dijalan kebenaran. diapun berjanji akan mendiskusikan kasus itu bersama seluruh tokoh agama, element Ormas dan tidak menutup kemungkinan akan ada aksi protes yang mengecam kasus itu.

Ia menilai, rentetan peristiwa penembakan aparat terhadap masyarakat, merupakan pelanggaran HAM berat, mestinya setiap tindakan hukum harus melakukan prosedur hukum.

Ustad Sugianto berharap, agar penegakan hukum masih bisa berpihak kepada kebenaran untuk mengungkap fakta  sebenarnya.

“Semoga almarhum mendapatkan Husnul khatimah dan keluarga di tinggalkan diberi kesabaran,” ucapnya.

Dalam kunjungan ke keluarga korban, FPI dan majelis ta’lim Khalid bin Walid Poso menyempatkan menyerahkan bantuan bahan pokok dan uang tunai untuk kepada keluarga kroban.

Penembakan tersebut terjadi di Pegunungan Kawende kilometer 9, Dusun Gayatri, Desa Kawende, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Selasa 2 Juni 2020.

Sebelum kejadian, kedua korban bersama empat rekannya sedang beristirahat di sebuah pondok, usai beraktifitas memetik buah kopi secara berkelompok.

Saat berencana pulang ke rumah di Dusun Sipatuo, hujan pun turun, sehingga harus singgah berteduh. Saat itulah mereka diberondong tembakan dari jarak sekitar 50 meter. Rentetan tembakan itu akhirnya mengenai, Syarifuddin dan Firman.

Syarifuddin tewas di lokasi kejadian, sementara Firman meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit.

Sementara empat orang lainnya, Fardil, Agus, Muhajir dan Anhar berhasil menyelamatkan diri dari tembakan itu. (IKRAM)