PALU – Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Kementerian Agama (Kemenag) RI, Prof. Dr. KH Waryono Abdul Ghafur, menghadiri peresmian usaha digital printing, sablon dan fotocopy Pondok Pesantren (Ponpes) Putra Alkhairaat Pusat Palu, Kamis (09/03).

Dalam sambutannya, Waryono mengatakan bahwa Ponpes Putra Alkhairaat adalah salah satu pondok pesantren yang menerima program inkubasi bisnis. Menurutnya, program tersebut adalah salah satu dari tujuh program prioritas Menteri Agama, sebagai pengejawantahan dari salah satu fungsi pesantren, yaitu fungsi pemberdayaan masyarakat.

“Beliau sangat brilian menyampaikan ide ini. Karena berangkat dari fenomena, sebagian pesantren itu yang paling pokok ketika berkembang adalah kesulitan finansial. Santrinya bertambah, asramanya sulit bertahan, santrinya bertambah, sekolahnya sudah penuh,” ujarnya.

Waryono menambahkan, Tahun 2023 ini, Kemenag RI akan membantu 1500 pesantren dalam program inkubasi bisnis. Berdasarkan laporan yang ia terima, jumlah ponpes yang mendaftar sudah mencapai 1100.

“Saya tidak tahu yang dari Sulteng sudah berapa. Mudah-mudahan semakin banyak pesantren di Sulteng ini yang mendapatkan bantuan inkubasi. Ke depan kami juga akan memfasilitasi pesantren-pesantren yang mendapat bantuan ini untuk mendirikan badan usaha, sekaligus menjejaringkan dengan kementerian lain,” imbuhnya.

Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenag Sulteng, Ulyas Taha, berpesan agar usaha digital tersebut tidak mengalami kerugian, meski usaha digital printing merupakan usaha yang strategis dan sesuai dengan keadaan saat ini, yakni menjelang pemilu.

“Karena kalau tahun ini 150, tahun depan omsetnya jadi 300. Jangan sampai tahun ini 150 juta, tahun depan tinggal 50 juta, itu menyusut. Jangan sampai seperti itu,” pesan Kakanwil.

Sementara itu, Pimpinan Ponpes Putra Alkhairaat Pusat Palu, Habib Thalib Aljufri, memaparkan, usaha digital 1930 tersebut tidak hanya bermanfaat bagi santri, tetapi juga dapat dirasakan oleh ummat.

Selain itu, katanya, para santri dapat mengembangkan bakat berwirausaha agar menjadi santri yang terampil ke depannya.

“Di antara sekian banyak bantuan yang diberikan oleh Kementrian Agama, kami memilih jenis bantuan yang berkenaan dengan jenis usaha untuk mereka nantinya bisa terampil, yaitu jenis usaha digital printing. Insya Allah ini bisa bermanfaat untuk semuanya,” papar Habib Thalib.

Usaha digital printing, sablon dan fotocopy milik Ponpes Putera Alkhairaat Pusat diberi nama Digital 1930. Peresmiannya dirangkai dengan launching kartu santri BTN Syariah yang ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara BTN Syariah Palu dan Ponpes Putra Alkhairaat Pusat.

Reporter : Iker
Editor : Rifay