PARIMO – Pemerintah Parigi Moutong(Parimo), Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) melakukan normalisasi sungai pasca banjir yang melanda delapan desa, di dua Kecamatan, untuk mengantisipasi banjir susulan.
“Tujuh desa terdampak sudah mulai dilakukan pekerjaan fisik melalui normalisasi sungai,” ucap Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Parimo, Moh Rivai, ditemui Jum’at (01/04).
Ia menuturkan, giat normalisasi sangat penting. Sebab, alur sungai telah dipenuhi sedimentasi sehingga dilakukan pengerukan air, agar tidak merembet ke pemukiman warga sekaligus mengurangi risiko banjir.
Selain pengerukan, bpbd juga menyalurkan bantuan logistik bagi 860 warga terdampak. Terdiri dari mie instan, susu, gula dan ikan kaleng. Sedangkan beras, akan disalurkan Dinas Ketahanan Pangan setempat.
“Kami sedang menunggu bantuan pembangunan talud dan beronjong dari BPBD Sulteng sebagai bentuk kolaborasi,” ujarnya.
Ia mengatakan, pengerukan material sungai di desa-desa terdampak sesuai dengan status tanggap darura, di keluarkan Bupati, Samsurizal Tombolotutu, tangal 23 Maret lalu. Berlaku selama tujuh hari, dan dapat diperpanjang jika situasi lapangan masih dipandang perlu.
Hingga kini, ada sebanyak 860 warga terdampak telah kembali ke rumah masing-masing. Tujuh desa di dua kecamatan terdampak yakni, Kecamatan moutong, terdisi dari Desa Gio, Gio Barat, Pande, Landelalap, Tuladengi Pantai, dan , Kecamatan Taopa, terdiri dari Desa Tompo serta Tuladengi sibatang.
“Penanganan pascabanjir kami lakukan secara simultan bersama pemangku kepentingan, serta instansi lintas sektor, sebagai upaya percepatan pemulihan,” kata Rivai.
Ia menambahkan, dari peristiwa banjir 860 warga terdampak termasuk 201 lahan perkebunan dan 215 tambak milik warga ikut terdampak.
“Dari data dihimpun kurang lebih 108 rumah rusak, dan dua jembatan penghubung desa juga rusak,” pungkasnya.
Reporter: Mawan
Editor : Yamin