Disadari atau tidak, sudah pasti kita pernah atau bahkan sering melakukan kesalahan dan dosa. Tidak ada orang di dunia ini yang lepas dari urusan dosa dan noda, baik sengaja maupun tidak.

Rasulullah saw bersabda, “Setiap anak Adam ada kesalahan (dosa), dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang yang bertaubat.”

Meski begitu Allah SWT  Maha Pengampun. Dengan rahmat-Nya, Allah Subhanahu wa-ta’ala  memberi peluang bagi orang yang berbuat dosa untuk bertaubat kepada-Nya. Betapa pun banyak dosa yang kita lakukan dan sebesar apapun dosa tersebut, bila kita bertaubat dan memohon ampun kepada Allah, maka Dia akan mengampuninya.

Hanya Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wassalam yang ma’shum (suci), karena beliau dijaga Allah Swt dari dosa dan maksiat. Dosa-dosa beliau telah diampuni oleh Allah, baik yang terdahulu maupun akan datang. Beliau adalah sosok manusia yang paling bertakwa dan mendapat jaminan masuk surga.

Walaupun demikian, Rasulullah tetap beristighfar dan bertaubat kepada Allah setiap harinya seratus kali, sebagaimana sabdanya: “Demi Allah, sesungguhnya saya beristighfar dan bertaubat kepada Allah Subhanahu wa-ta’ala  dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.” (HR. Bukhari).

Dalam riwayat lain, beliau bersabda: “Wahai manusia, bertaubatlah pada Allah Swt dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya saya bertaubat kepada-Nya dalam sehari seratus kali.” (HR. Muslim).

Selain untuk bertaubat perbanyaklah beristighfar karena kebiasaan beristighfar merefleksikan kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya dan pengakuan akan KeMaha Pengampunan Allah swt. Istighfar juga merupakan cermin dari sebuah akidah yang mantap akan kesediaan Allah membuka pintu ampunannya sepanjang siang dan malam. Rasulullah bersabda,

“Sesungguhnya Allah senantiasa membuka TanganNya di siang hari untuk memberi ampunan kepada hambaNya yang melakukan dosa di malam hari, begitu pula Allah senatiasa membuka TanganNya di malam hari untuk memberi ampunan bagi hambaNya yang melakukan dosa di siang hari”.

Rahasia penggabungan perintah beristighfar dan bertaubat pada kebanyakan ayat-ayat Al-Qur’an bahwa tidak ada jalan untuk meraih ampunan Allah melainkan dengan menunjukkan prilaku dan sikap “taubat” yang diimplementasikan dengan penyesalan akan kesalahan masa lalu, melepas ikatan-ikatan (jaringan) kemaksiatan dalam segala bentuk dan sarananya serta tekad yang tulus dan jujur untuk tidak mengulangi kembali perbuatan-perbuatan dosa di masa yang akan datang.

Dalam kaitan ini, taubat merupakan penyempurna dari istighfar seseorang agar diterima oleh Allah swt.

Secara aplikatif, kebiasaan beristighfar sudah dicontohkan oleh Rasulullah r. Tercatat dalam sebuat riwayat Imam Muslim bahwa Rasulullah (memberi pelajaran kepada umatnya) senantiasa beristighfar setiap hari tidak kurang dari 70 kali. Bahkan di riwayat Imam Bukhari beliau beristighfar setiap hari lebih dari 100 kali (Bukhari Muslim).

Pelajaran yang diambil dari prilaku Rasulullah ini adalah bahwa beristighfar tidak harus menunggu setelah melakukan kesalahan, tetapi bagaimana hendaknya aktifitas istighfar ini senantiasa berlangsung menghiasi kehidupan sehari-hari kita tanpa terkecuali.

Para malaikat yang jelas tidak pernah melanggar perintah Allah justru senantiasa beristighfar memohon ampunan untuk orang-orang yang beriman sebagai sebuah pelajaran yang berharga bagi setiap hamba Allah yang beriman.

Dosa yang kita lakukan pun beragam macam dan kadarnya, bisa berupa dosa kecil maupun dosa besar. Tergantung jenis maksiat yang kita lakukan. Terkadang kita menyakiti hati saudara kita dengan cacian, ghibah dan fitnah.

Kadang pula kita menyalahi amanah (khianat) terhadap jabatan kita dan mengambil hak orang lain dengan cara yang bathil (korupsi, menyuap, mencuri dll). Kita juga pernah berdusta, manipulasi, dan sebagainya. Kitapun pernah tidak shalat, puasa dan membayar zakat.

Beristighfar dan bertaubatlah segera..! Jangan menunda taubat dan amal. Karena kitapun tidak tahu kapan maut menjemput kita, dimana pada saat itu pintu taubat telah ditutup. Maka gunakanlah pintu taubat selagi masih ada kesempatan, selama masih terbuka lebar bagi hamba-Nya yang ingin kembali kepada-Nya. Wallahu a’lam

DARLIS MUHAMMAD (REDAKTUR SENIOR MEDIA ALKHAIRAAT)