Program ERR Pasca Bencana, YAPPIKA-ActionAid Bekerjasama PW Fatayat NU Sulteng

oleh -
Ketua PW Fatayat NU Provinsi Sulteng, Hj. Zulfiah (kiri) dan Direktur YAPPIKA-ActinAid Jakarta, Fransisca Fitri (kanan) saat menandatangani MoU pelaksanaan Program ERR Pasca Bencana di Sulteng,, beberapa waktu lalu (FOTO : IST)

PALU – Pasca bencana Sulteng tahun 2018 lalu, Yayasan Penguatan Partisipasi, Inisiatif dan Kemitraan Masyarakat Indonesia (YAPPIKA-ActionAid) melaksanakan Emergency Response anda Recovery di  Kota Palu, Sigi dan Donggala (Pasigala).

Dalam menjalankan program itu, YAPPIKA-ActionAid  mengandeng  Pengurus Wilayah (PW) Fatayat Nahdatul Ulama (NU) Provinsi Sulteng menjadi salah satu mitranya.

Ketua PW Fatayat NU Sulteng, Hj. Zulfiah, mengatakan, program ERR fase ke dua dimulai sejak  Agustus 2019 sampai April 2020 dengan dua agenda, yakni  Protection dan Livelihood yang dilaksanakan di Kota Palu di Kelurahan Layana Indah dan Kelurahan  Buluri.  Kemudian Desa Lende Ntovea, Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala, dan  Desa Beka, Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi.

“Sasaran dari Program ini adalah kelompok perempuan penyintas di empat wilayah itu,”  terangnya di Palu, Ahad (26/02).

Zulfiah menambahkan, untuk program protektion, sasarannya adalah peningkatan kapasitas perempuan, dengan  tujuan agar perempuan bisa terlibat dalam pengambilan keputusan, mulai dari level paling kecil, yakni Keluarga sampai ke tingkat pemerintah desa, bahkan ke tingkat yang lebih tinggi . Serta perempuan mengerti tentang hak-haknya.

“Kami membuat kelas belajar perempuan yang kami beri nama Posiromu, sebagai bentuk  sosialisasi kearifan lokal. Pelaksanaan Program ERR kami awali dengan  melakukan Assesment di  wilayah yang menjadi sasaran program,” jelasnya.

Dia menuturkan,  selanjutnya mulai di bulan September  2019, kelas belajar dimulai dengan  materi, hak-hak perempuan dalam Islam. Kemudian materi pola asuh anak atau parenting, serta materi pencegahan bahaya narkoba, materi HIV/Aids, Fighi Perempuan dengan  materi haid, dan materi thaharah.

Lanjut Zulfiah, untuk  program Livelihood, sasaran Program juga pada perempuan penyintas, juga dimaksudkan untuk membentuk Kelompok Ekonomi Mandiri (KEM) bagi Perempuan, yang sudah terbentuk enam kelompok ekonomi di empat  wilayah sasaran program.

“Hingga sekarang ini tahapannya sudah sampai distribusi alat Produksi yang sebelumnya diawali dengan Pelatihan  Management keuangan keluarga, Management Kelompok Usaha, Materi tentang  analisa kebutuhan produksi, serta pelatihan tentang Spesifikasi usaha kelompok yang telah dipilih oleh masing-masing kelompok,” terangnya.

Dia menambahkan, dalam Program Livelihood, Fatayat NU bersama YAPPIKA-ActionAid akan Mengawal Produksi, pengemasan, penerbitan Izin usaha sampai ke tahap pemasaran. Hal tersebut dilakukan agar masyarakat penerima manfaat benar-benar memanfaatkan semua peralatan dengan benar dan benar-benar bisa mandiri secara ekonomi. (YAMIN)