BOMBANA – Sebanyak 903 peserta mendaftarkan dirinya untuk mengikuti Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama  Siberkreasi dan Dyandra Promosindo.

Kegiatan dilaksanakan secara virtual pada 21 Oktober 2021 di Bombana, Sulawesi Tenggara dengan tema “Tips dan Trik Jualan Daring”.

Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari Ketua Prodi TI STMIK Multicom Bolmong, Michael Farrel Tomatala dengan materi “Strategi Marketing Digital untuk Petani dan Nelayan di Tengah Pandemi Covid-19”; CEO & Founder Rumah Karawo, Agus Lahinta membawakan materi “Etika Pemasaran Produk Lokal di Toko Daring” dan pemengaruh, Andi Amalia Kartika dengan materi “Peran Literasi Digital untuk Mengubah Pola Pikir Konsumtif Menjadi Lebih Produktif” serta pendiri Manado Bacarita, Isha Ansyar Yusuf yang memaparkan tema “Main Aman Belanja Daring”. Adapun sebagai moderator adalah Arin Swandari.

Michael Farrel sebagai narasumber pertama, mengatakan, untuk membangun bisnis, tunjukkanlah keunikan produk, lakukan branding, public relation, minta testimoni pelanggan, brand advocates, dan buatlah landing page atau laman sederhana.

“Inovasi produk dengan meningkatkan daya tarik, keunikan, kelengkapan katalog, serta tawaran promo juga penting dilakukan agar usaha kita terus berkembang,” paparnya.

Pemateri berikutnya, Agus, mengatakan, penerapan etika pemasaran yang menjunjung tinggi kejujuran, ketepatan, loyalitas, dan disiplin dapat meningkatkan kredibilitas usaha dan hubungan baik antara konsumen dan pebisnis. Terkait keluhan pelanggan, kata dia, harus direspon segera dengan sopan, ramah, dan berikan tawaran kompensasi.

“Konsumen yang mengeluh lantas direspon positif oleh pebisnis, justru berpotensi menjadi pelanggan loyal ke depannya, dibandingkan pembeli lain yang tidak pernah mengeluh sama sekali,” jelasnya mengutip Harvard Business Review.

Sebagai pemateri ketiga, Andi Amalia, mengatakan, dunia digital menyimpan banyak peluang sebagai penghasil cuan. Latih dan kembangkan bakat serta minat yang dimiliki untuk menjadi copywriter, naravlog, desainer grafis atau laman, maupun pebisnis daring.

“Milenial bisa menjadi lebih produktif di dunia maya, tak sebatas eksis dan konsumtif di ruang digital,” ujarnya.

Sementara itu, Isha sebagai pemateri terakhir, menyampaikan, saat bertransaksi daring, pengguna harus cermat dan teliti dalam membuka laman dan memasukkan detil transaksi agar terhindar dari berbagai ancaman siber mulai dari pengelabuan hingga pencurian identitas.

Beli barang sesuai kebutuhan dan lakukan survei untuk mendapat harga serta kualitas terbaik.

“Dengan cerdas belanja daring, keamanan akun keuangan digital kita akan terjaga,” pungkasnya.

Acara berikutnya adalah sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator. Sesi ini disambut dengan beragam pertanyaan dari para peserta. Dalam webinar di Bombana kali ini, panitia memberikan berupa uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih.

Salah satu pertanyaan menarik peserta adalah tentang bagaimana menyikapi penjual daring yang memasarkan barang tiruan terkait perlindungan hak cipta.

Narasumber menjelaskan bahwa penjual barang tiruan tak akan bertahan lama karena tak punya produk sendiri dan selalu bergantung pada produksi orang lain. Secara moral dan hukum juga salah karena tindakan tersebut melanggar hak cipta serta dapat dijerat sanksi hukum.

Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan informatif yang disampaikan narasumber terpercaya.

Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, silakan kunjungi https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi. ***