Aman dan Nyaman di Dunia Digital dengan Berinternet Sehat

oleh -

KEPULAUAN SANGIHE – Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo kembali melaksanakan rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi.

Kali ini, kegiatan yang dilaksanakan secara virtual itu dilaksanakan di Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, Kamis 21 Oktober 2021, dengan mengangkat tema “Jangan Asal Komentar, Kikis Ujaran Kebencian”.

Program kali ini diikuti oleh 863 peserta serta menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari Dosen dan Pengamat Pendidikan Remaja, Williani; kreator konten, Bardin; Ketua Jaringan Media Siber Indonesia, Eko Pamuji; dan Putri Muslimah Nusantara, Wd Syahribanun Alwiah serta moderator Ginar Ayuningtyas.

Tampil selaku narasumber pertama, Ninuk Wiliani menyampaikan tema “Jangan Asal Komentar, Kritis Ujaran Kebencian”. Menurut dia, agar aman dan nyaman berinternet, maka jangan abaikan informasi bermasalah yang muncul, jangan sembarang beri informasi pribadi, jangan langsung setuju bila diajak ketemu luring, jangan kirim foto ke orang yang belum pernah kenal, batasi waktu berinternet, dan jangan menulis sembarang pesan.

“Indikator kita berinternet produktif yaitu tahu jadwal kapan harus berselancar, tambah ilmu, menghasilkan sesuatu dari dunia maya, dan semakin kreatif serta inovatif,” ucapnya.

Berikutnya, Bardin membawakan tema “Digital Ethics, Jangan Asal Komentar, Kikis Ujaran Kebencian. Konten Digital: Apa yang Boleh dan Apa yang Tidak Boleh”. Kata dia, ujaran kebencian merupakan salah satu pelanggaran etika berinternet. Namun, kadang hal ini tidak disadari pengguna internet ketika berkomentar.

Menurutnya, beberapa yang tidak boleh dilakukan di internet, antara lain ujaran kebencian, penistaan, perbuatan tidak menyenangkan, dan provokasi.

“Tips hindari hal negatif dengan konsep SMART (safe, meeting, accepting, reliable, dan tell),” jelasnya.

Pemateri ketiga, Eko Pamuji yang membawakan tema “Bahasamu Kepribadianmu”, mengatakan, bahasa di media sosial berupa teks, foto, dan video. Bahasa teks tak bernada, tidak berintonasi, tanpa gestur, dan tanpa tekanan. Hal ini sering menimbulkan kericuhan pengguna aplikasi percakapan, sehingga diperlukan kemampuan menafsirkan teks.

“Berbahasa negatif bisa dilihat nadanya mencela, memfitnah, melecehkan, menghasut, mencemarkan nama baik, dan menipu,” ungkapnya.

Adapun pemateri terakhir, Wd Syahribanun Alwiah, membawakan tema “Digital Safety, Dunia Maya dan Rekam Jejak Digital”. Jejak digital, kata dia, bisa berupa konten, komentar, foto maupun video yang diunggah, riwayat pencarian, transaksi belanja, dan panggilan video. Jejak digital dapat dihapus, namun tidak semua bisa dihapus secara mandiri.

“Apa yang boleh dilakukan: jaga privasi, jaga keamanan akun, hindari hoaks, sebarkan hal positif. Yang tidak boleh: memulai konflik, curhat masalah pribadi, menjelekkan orang lain, berbagi secara berlebihan, dan menanggapi sesuatu secara ekstrem,” pungkas dia.

Pada sesi tanya jawab, salah satu peserta, Vera Maria bertanya kepada Ninuk Wiliani.

“Anak-anak di bawah umur sekarang sudah punya media sosial sendiri karena pergaulan. Banyak dari mereka menggunakan kata-kata kurang sopan. Bagaimana mengajarkan anak-anak bermedia sosial yang baik?” tanyanya.

Ninuk mengatakan, berkata-kata baik umumnya kebiasaan di dunia nyata. Jika di dunia nyata terbiasa tidak baik, percakapan di dunia mayanya kurang lebih sama.

“Jadi, cara mengajarkan anak berkata baik adalah dengan memberi contoh orang tua berkata yang baik pula. Hindari intonasi tinggi dan tidak menghardik ketika marah. Pembiasaan yang baik dimulai dari rumah,” jawab Ninuk Wiliani.

Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan informatif yang disampaikan narasumber terpercaya.

Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, silakan kunjungi https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi. ***