TOWUTI, LUWU TIMUR – Memasuki hari ke-19 pasca kebocoran pipa minyak, PT Vale Indonesia Tbk kini fokus memastikan kualitas air di Danau Towuti agar tetap terjaga.
PT Vale melibatkan tiga ahli dari HAS Environmental, Rabu (10/09) untuk melalukan pemantauan kualitas air di kawasan Danau Towuti.
Pengambilan sampel dilakukan secara menyeluruh menggunakan standar metode ilmiah dan peralatan uji modern untuk memastikan hasil yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Peralatan yang digunakan, antara lain Portable Environmental Quality Monitor (EQM). Alat ini mampu mendeteksi polutan secara real-time, termasuk gas berbahaya yang dihasilkan dari Marine Fuel Oil (MFO) seperti Sulfur Dioxide (SO2) dan Volatile Organic Compound (VOC), yang berisiko terhadap kesehatan pernapasan.
Pengambilan sampel dimulai dari area sekitar dermaga, kemudian bergerak menuju bagian tengah danau, hingga ke area dekat muara Sungai.
Kegiatan ditutup dengan pengambilan sampel air dari tangki air warga Towuti, untuk memeriksa kualitas tangki yang digunakan warga.
Tenaga Ahli HAS Environment, Tri Wisnu Febrianto bertanggung jawab untuk proses pengambilan sampel air ini, memastikan setiap tahapan berjalan sesuai prosedur yang ditetapkan.
“Kami menggunakan metode ilmiah yang tervalidasi dan peralatan modern untuk memastikan data yang kami peroleh akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan cakupan lokasi yang beragam, hasil pemantauan ini akan menjadi rujukan penting dalam memastikan air tetap aman bagi lingkungan dan masyarakat,” jelas Tri Wisnu Febrianto.
Di sisi lain, upaya di darat juga terus berlangsung. Di titik 7, selama dua minggu terakhir, relawan bersama empat orang dari tim SAR, Batara Guru Rescue, Malili, tetap siaga dari pagi hingga sore hari untuk mendukung proses pembersihan pada area terdampak.
Endra Kusuma, Head of External Relations PT Vale, mengatakan, PT Vale tidak hanya berfokus pada area yang terlihat, tetapi juga melangkah lebih jauh sampai ke Danau Towuti, untuk memastikan tidak ada dampak yang luput dari penanganan.
“Kami percaya, dengan pendekatan berbasis ilmiah dan data yang akurat, kami dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat dan menjamin kelestarian lingkungan kita bersama,” ungkapnya.
Ia berharap, proses ini tidak hanya mengembalikan kondisi lingkungan, tetapi juga membangun kembali rasa aman masyarakat secara menyeluruh.
Hingga hari ke-19 dari total 220 aduan yang tercatat dari enam desa terdampak, 48% di antaranya telah berhasil diselesaikan. ***