MOROWALI – PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) mengupayakan ketersediaan air bersih sebagai bagian dari tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan.
Salah satu langkah yang dilakukan adalah membangun terminal air baku di beberapa desa di Bahodopi, Kabupaten Morowali.
Terminal air bersih itu untuk dimanfaatkan warga dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu terminal air bersih yang dibangun terletak di Desa Labota dan telah diresmikan oleh manajemen PT IMIP, Senin (25/03).
Selain Desa Labota, Desa Bahomakmur dan Desa Fatufia juga dibangunkan fasilitas yang sama.
Tiga desa itu memang menjadi pilot project PT IMIP dalam program tersebut. Sumber airnya diambil dari Water Treatment Plant (WTP) di Kawasan IMIP. Air yang dihasilkan terjamin dan layak dipakai karena telah melalui uji kesehatan.
“Tahap awal dilakukan penyediaan saluran air di tiga desa itu yang menjadi pilot project untuk pengembangan air bersih ke depannya,” kata Jaimu, Supervisor Community Relation PT IMIP, ditemui usai menyerahkan bangunan terminal air bersih di Desa Labota
Jaimu mengatakan, air bersih yang disediakan itu hanya sebatas stimulan bagi warga sekitar. Jika masing-masing warga ingin menyambung air di terminal itu, mereka cukup menyediakan bahan-bahanya saja, seperti pipa air dan sebagainya.
Serah terima terminal air baku, dihadiri langsung beberapa perwakilan dari tenant yang ada di dalam kawasan IMIP.
Program ini akan terus dilakukan evaluasi agar dapat meningkatkan efektifitas dan produktivitas atas sarana yang sudah dibangun.
Jika sarana itu produktif dan sangat bermanfaat bagi masyarakat, nantinya program itu akan dikembangkan ke desa-desa yang lain.
“Pengelolaan terminal air akan menjadi tanggung jawab desa. Olehnya itu, diimbau kepada masyarakat agar fasilitas itu dijaga bersama-sama,” tambah Jaimu.
Di tempat yang sama, Kepala Desa Bahomakmur, Sutarni mengatakan, di Bahomakmur terdapat sebanyak enam dusun, yang terdiri dari 1.475 kepala keluarga (KK) yang bermukim di dalamnya terdapat kurang lebih 40 ribu orang. Semua masyarakat tersebut membutuhkan air untuk kehidupan sehari-hari.
“Semoga air baku ini dapat memenuhi kebutuhan air yang ada di desa. Harapannya, dari PT IMIP bisa menambah lagi terminal air bersih ini, karena kepadatan penduduk semakin meningkat,” kata Sutarni.
Lanjut Sutarni, terminal air baku diletakkan di posisi yang tinggi, agar ke depan akan memudahkan bagi masyarakat karena akses air langsung turun ke bawah tidak menggunkan mesin lagi.
Kepala Desa Fatufia, H Muhamad, berharap agar selalu bersinergi dengan PT IMIP sehingga program yang dicanangkan dapat dilakukan dengan baik.
“Teknik untuk menyalurkan ke masyarakat, saat ini warga dapat mengambil langsung di terminal air Fatufia dengan menggunakan jerigen kemudian diangkat ke masing-masing rumah warga,” kata Muhamad.
Nantinya, kata Muhamad, Pemdes Fatufia berupaya membuat program untuk membangun jaringan perpipaan dengan stok kran setiap dusun sehingga dapat di kontrol debit air yang akan dipakai masyarakat.
Volume air yang digunakan kemudian dikontrol dengan pemasangan meteran sehingga masyarakat tidak bebas menggunakan air.
“Saat ini masyarakat sudah dapat memanfaatkan air itu dengan menggunakan angkutan jerigen dan menjadi kewajiban kami untuk mengatur sehingga masyarakat tidak susah lagi kebutuhan air. Kualitas air selalu diutamakan, sehingga dapat meningkatkan kesehatan masyarakat,” tutupnya. **