PALU – Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tengah (Sulteng) Triyono mengatakan, hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022 dimana untuk hasil survey yang dilaksanakan setiap tiga tahun ini indeks literasi keuangan Sulteng tercatat 53,36 persen berada di atas rata-rata nasional, hanya 49,68 persen.
Artinya lebih dari 50 persen masyarakat di Sulteng telah memahami manfaat dan risiko serta hak dan kewajibannya dalam menggunakan produk dan layanan lembaga jasa keuangan.
“Namun demikian, perlu dicermati bahwa indeks inklusi keuangan Sulawesi Tengah masih berada di bawah rata-rata nasional, sehingga dengan masyarakat yang sudah melek finansial kami akan terus mendorong pemanfaatan produk dan layanan Lembaga jasa keuangan agar dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” ujar Kepala Otoritas Jasa keuangan (OJK) Sulawesi Tengah ( Sulteng) Triyono pada kegiatan Jurnalis Update Sektor Jasa Keuangan Provinsi Sulawesi Tengah bertempat di Café Foodie pada Selasa (13/12).
SNLIK 2022 dilaksanakan di 34 provinsi yang mencakup 76 kota/kabupaten dengan jumlah responden sebanyak 14.634 orang yang berusia antara 15 sampai dengan 79 tahun.
Selain hasil survey tahun 2022, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Tengah, Dwiyanto Cahyo Sumirat menyampaikan peningkatan indikator-indikator keuangan yang baik di sektor Perbankan tercermin peningkatan yang positif. Pada periode Oktober 2022 secara year on year pada aset, dana pihak ketiga, dan kredit masing-masing tumbuh sebesar 19,20 persen, 2,31 persen, dan 21,35 persen dengan kualitas non-performing loan yang tetap terjaga di kisaran angka 1,83 persen dan Loan to Deposit Ratio sebesar 151,03 persen.
Sementara, Kepala Perwakilan BEI Sulawesi Tengah Putri Irnawati mengatakan, di sektor Pasar Modal, posisi oktober 2022 tercatat jumlah Single Investor Identification (SID) mencapai 66.597 rekening dengan sebaran investasi masyarakat masih didominasi produk reksa dana sebesar 71,1 persen dan disusul dengan saham 25,33 persen dan SBN sebesar 3,54 persen dengan nilai transaksi mencapai Rp 587 Miliar.
Peningkatan kinerja Industri Jasa Keuangan melalui berbagai indikator di atas mencerminkan pemulihan perekonomian nasional terus berlanjut seiring dengan lebih terkendalinya pandemi dan normalisasi kegiatan ekonomi masyarakat. Sebagian besar sektor dan industri Indonesia telah kembali tumbuh kuat. Sekalipun demikian, berdasarkan analisis mendalam dijumpai beberapa pengecualian akibat dampak berkepanjangan pandemi Covid-19.
Sehubungan dengan perkembangan tersebut dan menyikapi akan berakhirnya kebijakan restrukturisasi kredit/pembiayaan pada Maret 2023, OJK mengambil kebijakan mendukung segmen, sektor, industri dan daerah tertentu (targeted) yang memerlukan periode restrukturisasi kredit/pembiayaan tambahan selama 1 tahun sampai 31 Maret 2024.
OJK, Bank Indonesia, dan Bursa Efek Indonesia terus berkomitmen melakukan sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak dalam rangka pemerataan ekonomi di Provinsi Sulawesi Tengah melalui berbagai macam inisiatif, program kerja, dan stimulus di Sektor Jasa Keuangan. “Kami mengucapkan terima kasih atas sinergi dan kolaborasi yang baik selama ini dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, instansi terkait, dan Pelaku Industri Jasa Keuangan sehingga berbagai kebijakan yang dikeluarkan dapat dirasakan secara nyata oleh masyarakat”, ujar Kepala OJK Provinsi Sulawesi Tengah, Triyono Raharjo.
Reporter: Irma/***
Editor: Nanang