PALU – Dua festival di Kota Palu, dipastikan akan menjadi bagian agenda nasional Festival Indonesiana yang akan digelar tahun 2018 ini. Dua kegiatan tersebut adalah kerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Pariwisata. Masing-masing Palu Perkusi pada bulan Juni dan Festival Pesona Palu Nomoni (FPPN) di bulan September.
“Karena di tahun 2018 ini diperkirakan ada 3000 event berskala nasional, sebagaimana yang dikatakan Menteri Pariwisata Arief Yahya. Ini tercatat dalam buku 100 Wonder Calender of Event,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Palu, Ansyar Sutiadi, Rabu (03/01).
Festival Indonesiana sendiri, kata Ansyar, diinisiasi Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud yang melibatkan kerjasama dengan pemerintah daerah, kementerian/lembaga terkait, seperti Kementerian Pariwisata, lembaga swasta penyandang dana, komunitas budaya, dan para pemangku kepentingan di tingkat lokal, nasional dan internasional.
Selama ini, kata dia, Indonesia punya banyak festival budaya, namun diselenggarakan secara terpisah oleh kementerian/lembaga yang berbeda dan pemerintah daerah, sehingga skalanya cenderung kecil, tumpang tindih dan dampaknya kurang terasa.
“Untuk mengatasi itu, maka perlu dihidupkan semangat berbagi atau gotong royong lintas pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan. Kita perlu platform kerjasama kebudayaan. Dengan cara ini, segalanya bisa lebih muda, termasuk pembiayaannya,” tutur Ansyar.
Selain itu, lanjut dia, panitia Indonesiana juga mengusahakan penggalangan dana secara gotong-royong, melibatkan para pemangku kepentingan untuk memperbesar skala festival budaya yang tergabung dalam platfrom.
Bukan hanya itu, nantinya panitia Indonesiana akan mendorong masing-masing pihak yang mendukung penyelenggaraan kegiatan untuk saling berbagi jaringan dari dalam dan luar negeri.
“Dengan harapan, kegiatan tersebut dapat menumbuhkan iklim yang sehat, lahirnya inisiatif budaya di daerah, makin intensifnya gotong-royong antar pemangku kepentingan di bidang kebudayaan, melipatgandakan jumlah festival budaya di daerah, dan melipatgandakan pendapatan daerah dari sektor budaya,” urainya.
Dia berharap, semua upaya itu dapat meningkatkan pendapatan daerah, mendorong peningkatan potensi pariwisata, mendorong transfer of knowledge dan peningkatan sumber daya manusia bidang kebudayaan di daerah, serta mendorong tumbuhnya inisiatif publik yang mandiri. (HAMID)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.