Tolak Dijadikan Tempat Karantina Covid-19, Warga Segel Hotel Wisata Poso

oleh -
Sejumlah warga saat menyegel pintu masuk Hotel Wisata Poso, Ahad (05/04). (FOTO: MANSUR)

POSO – Puluhan warga Poso, menggelar aksi di halaman Hotel Wisata di Kelurahan Bonesompe, Kecamatan Poso Kota Utara, Ahad (05/04).

Aksi itu sebagai bentuk penolakan atas adanya informasi bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Poso akan menjadikan Hotel Wisata sebagai tempat karantina Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pemantauan(PDP) Covid-19.

Pantauan di lokasi, 50-an warga yang melakukan aksi itu berasal dari tiga RT di dua kelurahan, yakni Kelurahan Bonesompe dan Kelurahan Lawanga Tawongan.

Mereka secara sepontan menggeruduk Hotel Wisata yang hanya dijaga oleh seorang security bersama dua karyawan lainnya. Mereka pun melakukan orasi di depan hotel yang intinya menolak hotel tersebut dijadikan tempat karantina.

Selain memasang spanduk bertuliskan penolakan, massa juga langsung menyegel pintu masuk hotel dengan tumpukan batu-batu besar serta balok kayu yang dipasang melintang tepat di pintu masuk hotel.

Mendengar adanya aksi tersebut, sejumlah pejabat, seperti Kapolsek Poso Kota beserta personelnya, Kepala Dinas Pariwisata Poso, Lurah Bonesompe langsung terjun ke lokasi untuk mengamankan aksi warga.

Risal Hutuna, peserta aksi dari RT 02 Kelurahan Bonesompe, mengakui, aksi yang dilakukan secara tiba-tiba itu sebagai bentuk penolakan sekaligus keresahan warga menyusul adanya informasi yang berkembang bahwa Hotel Wisata akan menjadi tempat karantina.

Menurutnya, jika betul informasi tersebut, maka wilayah sekitar yang padat penduduk akan sangat terancam, bahkan aktivitas warga untuk melakukan jual beli juga terganggu.

“Saya heran, masih banyak lokasi lain yang lebih nyaman dan aman untuk dijadikan tempat karantina pasien daripada harus ke Hotel Wisata yang sangat padat dengan  pemukiman warga. Pak Bupati harus dengarkan ini,” ungkap Risal.

Sementara itu, Lurah Bonesompe, Ruslan Mustafa,  mengaku kaget dengan aksi yang dilakukan oleh warganya.

Pihaknya sendiri belum mendapatkan informasi, bahkan tidak pernah ikut dalam rapat ataupun sosialisasi mengenai penunjukkan Hotel Wisata sebagai lokasi karantina, seperti yang telah diberitakan sejumlah media online.

“Saya saja kaget kenapa warga gelar demo, bahkan sudah menyegel pintu masuk hotel. Kita berharap aksi ini sebagai bentuk penyampaian aspirasi yang sehat dan wajar dalam menyikapi setiap permasalahan, dengan catatan jangan sampai anarkis,” harap Ruslan.

Untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, sejumlah pejabat dan unsur Tripika se-Kecamatan Poso Kota Utara, akhirnya melakukan pertemuan dengan perwakilan massa, di Aula Hotel Wisata.

Dalam pertemuan singkat tersebut, pihak Pemkab yang diwakili Sekertaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Poso, Musdar, menjelaskan bahwa penunjukkan Hotel Wisata dan bekas rumah jabatan Wakil Bupati sebagai lokasi karantina, masih sebatas wacana dan belum final.

Namun demikian, kata dia, apa yang menjadi keluhan warga, bisa menjadi masukan untuk selanjutnya disampaikan kepada Bupati Poso, Darmin A. Sigilipu untuk menjadi bahan pertimbangan.

Diakui, jika rencana itu benar adanya, tentu akan dilakukan sosialisasi yang maksimal sehingga tidak terjadi miskomunikasi seperti yang  terjadi saat ini.

”Tapi saya bersyukur warga sudah menyampaikan aspirasinya dengan damai dan tertib. Semoga saja Pemda bisa mencari solusi yang terbaik demi kenyamanan masyarakat Poso secara umum,” tutup Musdar. (MANSUR)