PARIMO – Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) melakukan penyusunan dokumen model Pemberdayaan masyarakat Komunitas Adat Terpnecil (KAT) Lauje di beberapa kecamatan.
Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kesejahteraan Rakyat, Mawardin, mengatakan, dalam melestarikan kearifan lokal suku lauje, perlu adanya perumusan dasar program pemberdayaan masyarakat yakni kearifan lokal itu sendiri.
“Dalam konteks pembangunan kearifan lokal KAT Lauje menjadi modal sosial berharga yang dapat dijadikan landasan dalam merumuskan program pemberdayaan masyarakat lebih baik sesuai kebutuhan karateristik dan kearifan lokal” ungkapnya saat membuka kegiatan Selasa (13/08).
Ia menekankan, komunitas adat terpencil sering kali hidup dalam kondisi terisolasi dengan akses dasar yang terbatas, sehingga upaya pemberdayaan mereka kurang optimal, salah satu faktor utama yang dihadapi adalah kurangnya komunikasi, sumber daya, koordinasi, dan perencanaan yang sesuai.
Kegiatan ini bertujuan untuk menggali, mengkaji, dan memahami lebih dalam mengenai potensi, tantangan, dan peluang dalam upaya pemberdayaan masyarakat.
Sekretaris Bappelitbangda, Ponco Nugroho, menyoroti kemiskinan sebagai salah satu masalah utama yang harus diselesaikan. Kabupaten Parino menempati urutan ke-4 di Sulawesi Tengah dengan persentase penduduk miskin sebesar 14,20%, dan urutan pertama dalam hal jumlah penduduk miskin sebanyak 74.570 jiwa.
Ia menjelaskan, tingginya angka kemiskinan disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk pendidikan, kesehatan, infrastruktur yang minim, lapangan kerja yang terbatas, dan faktor budaya.
“Untuk mengatasi kemiskinan, diperlukan upaya sistematis dan komprehensif yang dapat menyentuh elemen masyarakat miskin secara efektif,” Pungkasnya.
Reporter: Mawan
Editor : Yamin