Kemarin seluruh kaum muslimin memperingati perjalanan spiritual  Nabi kita Muhammad SAW. Perstiwa itu dinamai Isra Mi’raj, yang disebut sebagai peristiwa penting dalam sejarah umat Islam. Ketika itu, Nabi Muhammad SAW ‘diberangkatkan’ oleh Allah SWT dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa.

Pada peristiwa Mi’raj, Nabi Muhammad SAW ‘dinaikkan’ ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Semua itu, terjadi dalam waktu satu malam saja.

Bagi umat Islam, peristiwa tersebut sangatlah berharga. Karena, pada peristiwa tersebut, shalat lima waktu diwajibkan. Shalat  merupakan tiangnya agama.  Kita memaknai peringatan Isra Mi’raj saat ini  sebagai momentum umat Islam melakukan instropeksi diri. Terutama, dalam hal meningkatkan kualitas keimanan kepada Allah SWT.

Oleh karena itu wajiblah bagi kita selaku umat Islam menjadikan  momen ini sebagai penguatan moralitas dan integritas diri sehingga tidak terjebak pada kegiatan keji dan munkar. Kita dorong umat Islam  menjadikan  wahana  Isra Mikraj sebagai pengembangan nilai spiritual masyarakat, untuk mengembangkan nilai sosial, dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berbudaya luhur.

Isra Mikraj tak boleh berlalu tanpa penuh makna. Karena itu bila momen keagamaan ini dikeang penuh makna maka  peristiwa Isra Mikraj dianggap sebagai penyucian jiwa sebagaimana kita  lihat saat malaikat Jibril mensucikan jiwa rasul, yang terjadi pada awal perjalanan Isra berlangsung. Dan malaikat Jibril pun tidak hanya menyucikan, tetapi juga menambahkan iman dan hikmah ke dalam dada Rasul  SAW. Maka dengan demikian  keimanan seorang rasul pun lebih menghujam. Adapun penjelasan sederhana mengenai penyucian jiwa, memiliki keterkaitan dengan hakikat penambahan ilmu dan Iman yang rasul alami. Dan hal ini juga berlaku untuk seluruh manusia. Bahwa pada akhirnya, iman dan ilmu itu akan lebih mudah meresap kepada manusia yang memiliki jiwa yang suci.

Begitulah pesan spititual dari peristiwa Isra Mi’raj. Secara hakikat, jelaslah bahwa peristiwa ini merupakan mukjizat nabi, sekaligus momentum penurunan syariat. Adapun secara maknawi, pesan yang disampaikan ialah pengembaraan iman dan penyucian jiwa. Terlebih lagi Isra Mi’raj yang terjadi pada akhir bulan rajab (27 Rajab), dapat menjadi modal spiritual bagi seluruh umat muslim, sebelum menghadapi bulan suci Ramadhan. Karena apalah arti perjalanan rasul, tanpa sebuah pentadabburan yang mendalam. Apapula arti pentadabburan mendalam, tanpa pemahaman yang bertambah. Dan yang terpenting, apalah arti pemahaman yang bertambah, tanpa penambahan iman dan implementasi amal yang nyata. Semoga. (DARLIS MUHAMMAD)