MAKASSAR – Pertamina Patra Niaga Sulawesi menginisiasi dan bertindak sebagai koordinator dalam sinergitas seluruh perusahaan migas se-Sulawesi dalam hal penanggulangan keadaan darurat. Sinergitas tersebut ditandai dengan penandatanganan MoU Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Keadaan Darurat Company Group Migas di Area Sulawesi, di Makassar.
Adapaun sinergitas yang dijalin dalam MoU ini meliputi kedaruratan medis, kebakaran dan ledakan, tumpahan minyak dan kebocoran gas atau bahan berbahaya dan beracun, pencarian dan penyelamatan korban akibat keadaan darurat serta bencana alam.
Bentuk dukungannya sendiri dalam hal bantuan personel, equipment (fire truck/jeep, portable pump, oil booms, kapal motor, tools, aksesoris, dan lainnya dll), material (foam liquid, dispersant, dry powder, dan lainnya serta sharing knowledge.
Sementara itu, jenis bantuan dalam bentuk personel (tim taktis dan tim manajemen tanggap darurat), peralatan dan bahan (truk pemadam kebakaran, peralatan penanggulangan tumpahan minyak, busa, dispersan, helicopter/pesawat untuk evakuasi medis, kapal, alat berat, peralatan rescue, ambulance dan lain sebagainya).
Selanjutnya, fasilitas tanggap darurat yang meliputi klinik medis, staging area, jetty, helipad, fasilitas isolasi/karantina penyakit menular, dan lain sebagainya.
Manager Senior K3LL SKK Migas, Ivan Fadly Azmi, mengatakan, diperlukan perencanaan yang baik untuk kesiapsiagaan dalam kondisi darurat, guna meminimalisir risiko yang mungkin timbul baik sosial, lingkungan maupun anggaran negara.
“Sebagai lembaga negara koordinator hulu migas, SKK Migas menyambut baik kerjasama ini, harapannya seluruh pihak saling bahu membahu apabila terdapat keadaan darurat, kompetensi dan tanggung jawab masing-masing pihak harus d perhatikan sesuai kemampuan dan koridor masing-masing sehingga tidak saling tumpang tindih,” ujar Ivan.
Senada dengan SKK Migas, Operation Senior Manager PT Donggi Senoro LNG, mengungkapkan, kesepakatan ini merupakan terobosan untuk penanggulangan keadaan darurat yang cepat, tepat dan tentunya berdampak positif untuk masyarakat dari sisi pemenuhan energi, resiko yang timbul maupun dampak langsung untuk masyarakat.
“Peningkatan kompetensi dan latihan bersama menjadi kunci dalam implementasi MoU ini,” ujarnya.
Executive GM Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Agus Dwi Jatmoko, mengucapkan terima kasih atas kesediaan masing-masing perusahaan untuk saling membantu dalam penanggulangan keadaan darurat yang diwujudkan dalam penandatanganan MoU ini.
Patra Niaga Sulawesi memiliki 17 Terminal BBM, 7 Supply Point LPG, dan 4 Depot Pengisian Pesawat Udara.
Meskipun memiliki resiko paling kecil dibandingkan perusahaan migas lainnya namun dengan wilayah yang cukup luas memerlukan back up dari perusahaan migas terdekat dengan wilayah operasinya.
“Kami merasa terhormat ditunjuk sebagai koordinator, oleh karena itu kami akan mengerahkan sumber daya personil maupun sarfas dengan maksimal dan kami harapkan perusahaan migas lain juga melakukan sebaliknya,” ujar Agus.
Ia berharap, melalui sinergitas ini, proses administrasi dan koordinasi dapat dipercepat untuk memaksimalkan quick response terhadap kondisi emergency, sehingga resiko keadaan darurat dapat di minimalisir.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Kalimantan dan Sulawesi – Azhari Idris, General Manager Pertamina Sub Holding Upstream Regional 4 Zona 13 / JOB Pertamina Medco E&P Tomori Sulawesi – Imam Nur Akbar.
Selain itu, hadir pula General Manager PT Pertamina Geothermal Energy Area Lahendong – Ahmad Yani dan President Energy Equity Epic Sengkang Pty. Ltd – Andi Riyanto, Operation Senior Manager PT Donggi Senoro LNG – Johar Ahadi. ***