Ekspor Kelapa dan Kakao Sulteng Meningkat

oleh -
Ilustrasi kopra (foto: dok MAL)

PALU – Ekspor komoditas pertanian Sulawesi Tengah di semester pertama tahun 2020, mengalami peningkatan signifikan. Peningkatannya, disebut mencapai dua kali lipat dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Berdasarkan data Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu, terdapat lima komoditas pertanian yang tercatat mengalami peningkatan ekspor secara signifikan, kakao biji sebanyak 2.000 ton, kelapa parut 1.220 ton, kelapa bulat 336 ton, minyak kelapa kategori VCO 55 ton, dan minyak kelapa CO sebanyak 15 ton.

Selain lima komoditas itu, secara umum menurut pihak Balai Karantina Pertanian Palu, semua komoditas Sulteng mengalami kenaikan ekspor pada periode pertama tahun 2020.

“Kenaikan ekspornya dua kali lipat atau 200 persen dibanding periode Januari sampai Juni tahun 2019 lalu,” ujar Kepala Balai Karantina Pertanian Kls II Palu, Ida Bagus Hary Soma Wijaya di kantornya, Rabu (7/10).

BACA JUGA :  Diduga Langgar Kode Etik, Ketua dan Anggota KPU Poso Diperiksa DKPP RI

Hary mengatakan, peningkatan ekspor itu terlihat dari terjadinya peningkatan frekuensi pengiriman, bertambahnya negara tujuan ekspor serta volumenya. Kendatipun capaian positif itu sudah diraih pada periode pertama tahun 2020, upaya peningkatan ekspor dan daya saing komoditas pertanian Sulteng, tetap jadi fokus pihak-pihak terkait, seperti pemerintah daerah, BUMN, dan instansi vertikal.

Terlebih dengan telah dibentuknya Tim Terpadu Akselerasi Kinerja Ekspor Sulawesi Tengah pada 22 September 2020 lalu. Tim itu dibuat salah satunya juga untuk mendukung program peningkatan ekspor daerah yang dicanangkan pemerintah pusat.

BACA JUGA :  Ratusan Riders Meriahkan Event "Jelajah Alam Dampala-Le’le 2024"

“Balai Karantina Pertanian Palu juga masuk dalam tim itu untuk mendukung Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian (GraTIEks) dengan target sampai tahun 2024,” katanya.

Dengan peran dan fungsi Balai Karantina Palu, Hary optimis dan berharap target tahun 2024 untuk peningkatan ekspor pertanian itu dapat diraih mengingat potensi pertanian di Sulteng yang besar.

“Contohnya komoditas kelapa bulat. Sudah ada 5 perusahaan yang siap menampung dengan hampir mendekati 3 juta kilogram. Kami terapkan sistem pelayanan optimal: simplifikasi, transparansi, pertanggungjawaban publik untuk mendukung geliat ekspor,” Pungkasnya.

Reporter: Faldi
Editor: Nanang