PALU – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Palu, mendesak Pemerintah Kota Palu secepatnya mengatasi persoalan minimnya ketersediaan air bersih bagi penyintas yang menghuni kawasan hunian tetap (huntap) Kelurahan Tondo.

“Saya berharap Pemkot Palu memberikan perhatian khusus terhadap persoalan tersebut, sebagai agenda utama dalam masa rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana 2018 di Palu,  khususnya bagi warga penyintas di Huntap Tondo,” kata Ketua Komisi A Bidang Pemerintahan, Ekonomi dan Kesejahtaraan Rakyat DPRD Palu, Mutmainnah Korona, Jumat (25/06).

Ia menerangkan, air bersih merupakan kebutuhan pokok yang paling dibutuhkan penyintas korban bencana gempa, tsunami dan likuefaksi di kawasan Huntap Tondo saat ini. Utamanya para kelompok rentan yaitu perempuan, anak-anak, lanjut usia (lansia) dan penyandang disabilitas.

“Mengapa penting penyediaan air bersih bagi penyintas khususnya bagi kaum perempuan? Air bersih bukan sekedar untuk memenuhi kebutuhan sandang dan pangan, tapi juga pemenuhan hak reproduksi bagi perempuan dan pasokan air bersih juga sangat penting bagi kesehatan anak,” ujarnya.

Politisi NasDem itu menambahkan, Jika air bersih terus-terusan susah diperoleh di sana, maka kondisi mereka bakal terus-terusan memprihatinkan, terutama para penyandang disabilitas dan para lansia.

Yulista, salah satu penyintas yang menghuni huntap di Kawasan Huntap Tondo mengaku, telah merasakan sulitnya memperoleh air bersih sejak ia menghubungi Huntap tersebut sejak awal tahun 2021.

“Bahkan kami sampai membeli air. Kalau beli air nanti kakakku yang telfon penjual air. Setelah ditelfon nanti penjual air itu yang datang bawa air pesanan kami,” keluhnya.

Ia menyatakan di Kawasan Huntap Tondo sama sekali belum tersedia sumur suntik, sehingga untuk mendapatkan air bersih, para penyintas hanya bergantung dengan suplai air dari Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) yang beroperasi hanya beberapa jam dalam sehari atau membeli air. (YAMIN)