PALU – Dewan Pengurus Daerah (DPD) Kerukunan Keluarga Indonesia Gorontalo (KKIG) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), menggelar peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam yang dirangkai dengan Peringatan Hari Patriotik Gorontalo, di Sriti Convention Hall, Jumat (17/02) tadi malam.

Ketua Panitia Pelaksana, Karim Akase, mengatakan, KKIG Provinsi Sulteng melakukan sejumlah kegiatan pada momentum Peringatan Hari Patriotik Gorontalo yang jatuh setiap tanggal 23 Januari.

“Kegiatan ini sudah berlangsung selama beberapa hari, di antaranya melakukan anjangsana kepada sejumlah tokoh masyarakat di Provinsi Sulawesi Tengah yang berasal dari Gorontalo,” katanya.

Kata Karim, pada puncak peringatan nanti, pihaknya menghadirkan undangan sebanyak 200-an orang baik tokoh masyarakat yang berasal dari Gorontalo maupun tokoh-tokoh di Sulteng.

“Peringatan sejarah Hari Patriotik Gorontalo ini rutin kita lakukan agar generasi penerus dapat mengetahui bagaimana kemerdekaan yang direbut oleh pahlawan kita di masa silam. Di mana dalam sejarahnya, perjuangan Nani Wartabone itu telah mampu memerdekahan Rakyat Gorontalo dari penjajah pada 23 Januari 1942, tiga tahun sebelum kemerdekaan Indonesia,” bebernya.

Sementara itu, Ketua DPD KKIG Provinsi Sulteng, Saifullah Djafar, mengatakan, kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tahun.

“Karena bertepatan, (Isra Mi’raj dan Hari Patriotik Gorontalo), maka kita laksanakan sekaligus dua kegiatan,” ujarnya.

Berkaitan dengan Isra Mi’raj, kata dia, sejak dahulu kala masyarakat Gorontalo memiliki tradisi budaya yang disebut dengan “Me’eraji” yaitu tradisi membaca kitab aksara Arab.

“Dalam kitab ini menceritakan riwayat perjalanan Nabi dalam Isra Mi’raj. Selain itu kitab ini berisikan banyak nilai-nilai luhur guna memperkuat keimanan kita kepada Allah SWT,” terangnya.

Peringatan Isra Mi’raj ini menghadirkan penceramah Ustadz Dr Gani Jumat yang menyampaikan hikmah Isra Mi’Raj.

Gani Jumat mengatakan, jiwa patriot yang dimiliki pahlawan Gorontalo Nani Wartabone dalam merebut kemerdekaan RI, erat kaitannya dengan tema Isra Mi’raj yang merupakan perjalanan Nabi Muhammad SAW.

“Di Kota Mekkah setelah diangkat menjadi nabi dan rasul, Nabi Muhammad SAW diperhadapkan dengan lima tradisi besar bangsa Arab. Salah satunya adalah perbudakan sesama manusia,” ujarnya.

Jadi, kata dia, perjuangan yang dilakukan Nani Wartabone ketika itu karena dirinya melihat rakyat Gorontalo diperbudak oleh bangsa penjajah.

“Dan mental untuk melawan perbudakan itu ada dan bergelora pada semua pejuang bangsa di seluruh nusantara ketika itu,” tuturnya.

Kegiatan yang dihadiri Staf Ahli Gubernur Sulteng Bidang Ekbang, Abdul Rauf Malik itu dirangkai pula dengan pemutaran Film Pendek Cuplikan Sejarah Patriot Gorontalo, Nani Wartabone.

Turut hadir Bupati Sigi Moh Irwan Lapatta, mantan Wali Kota Palu Dr. Hidayat, Kajati Sulteng, sejumlah tokoh masyarakat Sulteng, dan rombongan Alumni Smansa Limboto Gorontalo serta pihak terkait lainnya.

Reporter : Hamid
Editor : Rifay