PALU – Sebagai perusahaan yang mengelola kelistrikan, PLN selain menjaga keandalan pasokan listrik untuk pelanggan, juga berkewajiban melistriki daerah-daerah yang belum bisa menikmati layanan penerangan tersebut.

Pada bulan Agustus tahun 2018, ada enam desa yang baru terlistriki, yaitu Desa Tawanggeli, Desa Tamodo, Desa Donggara, Desa Gimpubia. Empat desa tersebut masuk dalam wilayah Kecamatan Pinembani, Kabupaten Donggala. Kemudian satu desa di Kecamatam Balaesang, Kabupaten Donggala, yakni Desa Palau dan Desa Soi, Kecamatan Marawola Barat, Kabupaten Sigi.

Saat ini, PLN (Persero) Area Palu juga sedang mengerjakan jaringan listrik di daerah Lindu, Kabupaten Sigi.

“Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak, baik pemerintah daerah dan masyarakat yang membatu kami dalam kelancaran proses pekerjaan,’’ kata Manajer PLN Area Palu, Abbas Saleh, belum lama ini.

Namun, kata dia, upaya untuk membuka jaringan listrik tersebut, tidak sebanding dengan pendapatan perusahaan negara tersebut. Bahkan kata dia, kondisi PLN Area Palu bisa dikatakan kritis, mengingat jumlah tagihan listrik pasca bayar untuk Bulan Agustus 2018 mencapai Rp50 miliar. Sementara posisi sampai akhir bulan Agustus 2018, jumlah tunggakan masih berkisar di angka Rp35 miliar atau baru 69,5 persen dengan jumlah penunggak sebanyak 48.177 pelanggan.

“Dapat dibayangkan jika kondisi keuangan sebuah perusahan seperti PLN Area Palu, maka akan sangat sulit untuk operasionalnya, apalagi untuk investasi,” katanya.

Dia berharap kepada seluruh pelanggan untuk membayar tagihan listriknya dengan tepat waktu, guna peningkatan pelayanan.

“Jika tunggakan semakin meningkat, maka kami akan kesulitan melakukan investasi, baik untuk peningkatan pelayanan maupun untuk melistriki daerah yang belum teraliri listrik. Mohon sampaikan ke tetangga, keluarga maupun kawan sekitar untuk membayar tagihan listriknya,” pinta Abbas. (HAMID)