PALU – Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Rony Hartawan, mengikuti High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan Perluasan dan Digitalisasi Daerah (TP2DD) se-Sulteng, di Ruang Polibu, Kantor Gubernur, Senin (04/03).

Kegiatan yang dilaksanakan secara hybrid ini dihadiri Gubernur Sulteng, Forkopimda Sulteng, para bupati/wali kota, pimpinan instansi vertikal, dan seluruh anggota TPID se-Sulteng, baik secara luring maupun daring melalui platform zoom.

Kegiatan ini mengangkat tema “Sinergi Pengendalian Inflasi Pangan dan Mendorong Digitalisasi Daerah”

Pada kesempatan itu, Kepala KPw BI Sulteng, Rony Hartawan, menyampaikan beberapa informasi dan strategi pengendalian inflasi menjelang Hari Raya Idul Fitri 1445 H.

“Inflasi Sulawesi Tengah periode Februari 2024 mencapai 3,37% (yoy). Angka ini meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya, terutama dipicu oleh kenaikan harga beras sebagai dampak pergeseran masa panen akibat pengaruh el nino yang terjadi di akhir 2023,” ungkap Rony.

Kata dia, inflasi juga dipengaruhi jumlah stok tomat di sejumlah pasar yang belum optimal karena pasokan yang berkurang, serta kenaikan harga komoditas ikan akibat penurunan pasokan sebagai dampak cuaca buruk di perairan Sulawesi Tengah.

Rony menjelaskan strategi jangka pendek yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan inflasi pangan, yaitu dengan membuat “Warkop” (Warung Komoditas Pangan) TPID.

“Konsep kios pangan murah ini diharapkan dapat memberi kontribusi dalam stabilisasi harga dan menjaga pasokan dari barang kebutuhan pokok di pasar,” ujar Rony.

Menurutnya, TP2DD juga memiliki peran yang penting dalam mendorong digitalisasi di daerah. Kata dia, digitalisasi di daerah dapat menjadi salah satu faktor yang akan membantu dalam pengendalian inflasi melalui terciptanya kelancaran dalam sistem pembayaran.

“Bagi daerah yang belum mengimplementasikan Kartu Kredit Indonesia (KKI), diharapkan dapat segera melakukan implementasi, guna mempercepat realisasi belanja daerah melalui digitalisasi,” pungkasnya.

Gubernur Sulteng, Rusdy Mastura, saat membuka kegiatan, mengatakan, kegiatan HLM ini dilakukan untuk memperkuat sinergi dan koordinasi seluruh anggota TPID untuk menjaga inflasi agar tetap rendah dan stabil, sehingga dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

“Saya berharap ada langkah-langkah yang efektif untuk mengatasi masalah kenaikan inflasi, serta komunikasi yang efektif sehingga seluruh masyarakat sampai level daerah dapat merasakan langsung
dampak dari tindakan penanganan inflasi yang kita lakukan,” harapnya.

Gubernur juga memberikan beberapa rekomendasi untuk menjaga inflasi menjelang Hari Raya Idul Fitri 1445 H, yaitu melakukan sidak secara mingguan untuk memantau harga pasokan komoditas pangan serta penyaluran BBM, pelaksanaan pasar murah secara mingguan pada hari Sabtu sampai Selasa di pasar tradisional Palu, Luwuk, Morowali, dan Banggai yang disinergikan dengan Warkop TPID.

Selanjutnya, optimalisasi realisasi APBD untuk belanja tidak terduga atau dana dekonsentrasi dari Bappenas untuk mendukung pengendalian inflasi daerah, menugaskan BUMD/BumDes /badan usaha lainnya untuk mendatangkan komoditas rentan inflasi beras, cabai, bawang merah, ikan, daging telur ayam ras yang disubsidi pemerintah daerah atau pembiayaan lainnya.

Kemudian komunikasi kepada masyarakat melalui tokoh agama, tokoh masyarakat media masa, media sosial terkait ketersediaan pasokan pangan belanja bijak mendorong konsumsi beras SPHP.

Kegiatan HLM ini ditutup dengan penyampaian komitmen seluruh instansi terkait yang hadir untuk siap memberikan dukungan terhadap pengendalian inflasi pangan di Sulteng. (RIFAY)