PALU – Para relawan dan presidium di Provinsi Sulteng menyatakan siap menggelar deklarasi akbar #2019GantiPresiden pada bulan September ini, di Kota Palu.
Atas kesepakatan, para relawan mendaulat Ustadz Citrawan sebagai Ketua Panitia Deklarasi #2019GantiPresiden tersebut.
Deklarasi akbar akan melibatkan semua ormas-ormas dan komunitas yang ada di Sulteng. Sejauh ini, konsolidasi dengan elemen tersebut di kabupaten/kota telah dilakukan dan semua telah menyatakan kesiapannya.
“Jadi semua akan tumpah ruah di Kota Palu. Insya Allah dari panitia siap melaksanakan deklarasi. Saat ini panitia lagi merampungkan segala persiapan,” kata Ustadz Citrawan kepada media ini, Jumat (31/08).
Meski demikian, Ustadz belum merincikan waktu dan tempat pelaksanaan deklarasi tersebut. Yang jelas, kata dia, dalam waktu dekat ini.
Dia menambahkan, pengamanan menjadi hal sangat penting bagi panitia. Hal itu belajar dari peristiwa di Surabaya dan Pekanbaru, di mana terjadi persekusi kepada para aktivis #2019GantiPresiden, di antaranya Ustadzah Neno Warisman dan Ahmad Dani.
“Kita menginginkan deklarasi di Sulteng aman dan damai,” katanya.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya akan mempersiapkan pengamanan yang ekstra melalui koordinasi dengan panitia pengamanan yang akan dibentuk, beserta pihak kepolisian.
SOLIDARITAS WARGA POSO UNTUK NENO WARISMAN
Dari Poso dikabarkan, seratusan warga yang tergabung dalam aksi solidaritas Bakti Negeri Kabupaten Poso, telah menggelar deklarasi #2019GantiPresiden, di halaman Masjid Raya Baiturahman, Jumat (31/08). Peserta deklarasi mayoritas kaum muda dari berbagai kalangan, dilengkapi dengan atribut dan kaos bertuliskan #2019GantiPresiden.
Sebelum deklarasi, para aktivis secara bergantian mengajak peserta aksi untuk bersama-sama menyuarakan pentingnya pergantian pemerintahan yang baru, sebab pemerintahan yang ada saat ini tidak memihak kepada masyarakat kecil, bahkan mengingkari visi dan misinya saat kampanye Tahun 2014 silam.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN), Mohammad Yusuf mengatakan, munculnya aksi 2019 ganti presiden di seluruh nusantara merupakan salah satu bentuk tidak adanya keadilan serta kebebasan kepada masyarakat.
“Aksi damai yang kita gelar hari ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan parpol atau dukungan kepada Prabowo-Sandi. Kehadiran kita disini adalah menegaskan bahwa pemerintahan saat ini memiliki banyak kekurangan. Sehingga hanya satu kata 2019 ganti presiden,’’ tegas Yusuf.
Hal yang sama juga disampaikan Sugianto Kaimuddin selaku kordinator aksi. Menurutnya, aksi tersebut juga merupakan bentuk solidaritas dan ketidakpuasan atas persekusi yang dilakukan terhadap aktivis #2019GantiPresiden.
Aksi yang berlangsung sekitar satu jam tersebut berlangsung aman dan tertib dengan pengawalan aparat Polres setempat. (IKRAM/MANSUR)