PALU – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tengah (Sulteng) melaporkan bahwa sektor jasa keuangan di wilayah tersebut tetap stabil dengan kinerja yang sangat positif hingga 31 Oktober 2024. Hal ini ditandai dengan likuiditas yang memadai serta pengelolaan profil risiko yang terjaga, meskipun ada tantangan global yang mempengaruhi perekonomian.
Kepala OJK Sulteng, Bonny Hardiputra, menyampaikan bahwa perkembangan industri perbankan, industri keuangan non perbankan (IKNB), serta pasar modal di Sulawesi Tengah terus menunjukkan tren positif. Salah satu indikator utama adalah pertumbuhan penghimpunan dana pihak ketiga yang mencapai Rp 36,85 triliun, dengan kenaikan 15,30 persen dibandingkan tahun sebelumnya (yoy).
“Kinerja intermediasi perbankan tetap terjaga pada level tinggi, dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat sebesar 156,97 persen. Selain itu, tingkat rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) terkendali di angka 1,47 persen,” ungkap Bonny Hardiputra, Senin (23/12).
Sektor perbankan syariah juga menunjukkan hasil positif. Aset bank syariah tercatat mencapai Rp 3,43 triliun, naik 17,87 persen (yoy), dengan pembiayaan syariah meningkat 16,09 persen (yoy) menjadi Rp 3,03 triliun. Penghimpunan dana pihak ketiga dari bank syariah juga tumbuh sebesar 3,76 persen (yoy) menjadi Rp 2,23 triliun.
Perhatian khusus diberikan pada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Perbankan di Sulawesi Tengah terus berkomitmen untuk mendorong sektor ini, dengan penyaluran kredit kepada UMKM yang meningkat menjadi Rp 17,76 triliun, tumbuh 15,03 persen (yoy). Kualitas kredit UMKM tetap terjaga dengan rasio NPL sebesar 2,61 persen, masih jauh di bawah ambang batas 5 persen.
Di sektor IKNB, perusahaan pembiayaan di Sulawesi Tengah juga menunjukkan kinerja positif dengan penyaluran pembiayaan sebesar Rp 6,89 triliun, naik 15,10 persen (yoy), dengan rasio Non Performing Financing (NPF) yang terjaga di angka 1,85 persen. Dana pensiun juga tumbuh, tercermin dari total aset yang meningkat 7,85 persen (yoy) menjadi Rp 103,82 miliar, dengan total investasi naik 9,67 persen menjadi Rp 102,16 miliar.
Selain itu, sektor pinjaman peer-to-peer lending mencatatkan pertumbuhan signifikan, dengan outstanding pinjaman tercatat sebesar Rp 468,44 miliar, meningkat 65,9 persen (yoy). Jumlah rekening penerimaan aktif mencapai 147.159 rekening, sementara tingkat wanprestasi (TWP90) tetap terjaga rendah di angka 1,60 persen.
Dengan kinerja yang terus meningkat, OJK Sulteng optimis sektor jasa keuangan di daerah ini akan terus tumbuh dan berkontribusi positif terhadap perekonomian regional.
Reporter: Irma/***