PALU- Anggota Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Republik Indonesia (RI) Daerah Pemilihan (Dapil) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Abdul Rachman Thaha (ART) menyayangkan sikap arogansi ajudan Kapolda Sulteng yang menjemput tamu diduga Warga Negara Asing (WNA) tiba di Bandara Mutiara Sis Aljufri, Kamis ( 5/5) sore.
ART menilai penjemputan kepada WNA tersebut tampak diistemewakan. Lalu dia juga sempat bersitegang dan naik pitam, sebab saat dirinya tiba di bandara dan menenteng koper menuju mobil jemputannya, seorang anggota polisi menegurnya dan menyuruhnya cepat meninggalkan bandara.
“Saya bawa sendiri koperku, saya buka bagasi, cepat Pak, cepat Pak, tegur anggota Polisi,” ungkap pria yang dijuluki anak guru mengaji kepada sejumlah insan media di kafe Tanaris Jalan Juanda , Kota Palu, Kamis malam.
Peristiwa bersitegang dengan aparat kepolisian ini juga sempat menjadi tontonan petugas bandara, yang melihat kejadian tersebut.
Dari informasi yang berhasil dihimpun media ini, empat orang diduga WNA dijemput Kapolda Sulteng, Irjen.Pol Rudi Sufahriady beserta jajarannya itu diantaranya, Mr. SL , Mrs. M, Mr.RS dan Mrs.DT menggunakan salahsatu maskapai penerbangan plat merah, kelas bisnis dari Bandara Soekarno Hatta, Jakarta tujuan Palu, transit di Makasar.
“Saya sangat sayangkan sikap Kapolda Sulteng Irjen Pol.Rudi Sufahriady datang langsung menjemput WNA tiba di bandara dengan penjemputan berlebihan, padahal mereka bukan pejabat negara atau tamu kenegaraan,” kata Abdul Rachman Thaha.
Ia bahkan melihat dalam penjemputan tersebut terlihat beberapa mobil, dengan mobil voorijder serta anggota Brimob menggunakan laras panjang.
“Penjemputan ini berlebihan, ada apa seorang Kapolda datang menjemput. Ini perlu dipertanyakan,” kata Senator Dapil Sulteng dikenal vokal di senayan.
Ia mengatakan, investor itu tidak boleh dimanjakan. Menurutnya, kalau mau berinvestasi, maka mereka harus sesuai prosedur dan pelayanan.
“Mereka dilayani saat administratif, jangan dipersulit. Sesuai regulasinya,”sebutnya.
Dia bahkan menduga WNA dijemput itu, investor dari Cina, sebab dari dialek mereka gunakan bahasa Cina.
Terpisah dikonfirmasi Kapolda Sulteng, Jum’at (6/5) Irjen.Pol Rudi Sufahriady melalui pesan WhatsApp menyampaikan, mereka bukan WNA, akan tetapi temannya dari Jakarta pengusaha baut, dan sedang “main” ke Palu.
“Saya mohon untuk dimaafkan, bila anggota berlebihan dan saya akan tindak anggota tsb , sekali lagi saya mohon untuk dimaafkan ,, tabe ???
Hanya ingin silaturahmi dalam rangka idul fitri ? ” tulis Kapolda dalam pesan singkatnya kepada MAL Online, Jumat. (Ikram)