Sarasehan di Desa Porelea II Buka Banyak Pintu Pendidikan

oleh -
Esti (PM 23) memfasilitasi proses diskusi para guru SD (FOTO: media.alkhairaat.id/Iker)

Menghadap ke arah barat, di dalam Gereja BK Porelea II, kursi ditata untuk masing-masing kelompok stakeholder, seperti tokoh adat, orang tua murid, tokoh agama, guru-guru SD termasuk kepala sekolah, PAUD, dan sekolah minggu, pengawas sekolah, pemerintah desa dan kecamatan serta kabupaten, juga Polri.

Duduk berkelompok dimaksudkan agar diskusi pendidikan dapat lebih mendalam oleh kelompok pemangku kepentingan dalam acara Sarasehan Pendidikan yang menjadi acara pembuka kegiatan Pasiar Ngata Vol.5 di Desa Polerea II, Kecamatan Pipikoro, Kabupaten Sigi, Senin (31/07).

Dalam bersarasehan tersebut, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), Anwar, tidak hanya membuka kegiatan mewakili Bupati Sigi, tetapi juga ikut serta dalam proses sarasehan bersama Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaannya, bahkan sejak Pasiar Ngata Vol.4 dilaksanakan di Desa Peana.

BACA JUGA :  KPU Touna Pastikan Pengelolaan Dana Hibah Pilkada di Badan Adhoc Sesuai Juknis

Sebelum membacakan pesan tertulis dari Bupati Sigi, Anwar memotivasi para anak, juga orang tua yang hadir agar saling mendukung dalam pendidikan. Sebab menurutnya, ada anak-anak yang ingin sekolah dan pintar tetapi orang tua tidak mampu karena ekonomi, dan ada orang tua yang mampu secara ekonomi, tetapi anak-anak tidak mau sekolah.

Upaya saling mendukung pun, tidak hanya dilakukan oleh keduanya, tetapi semua pihak, termasuk pemerintah desa, tokoh agama, tokoh adat, hingga pemda sebagaimana sarasehan pendidikan ini dilakukan.

BACA JUGA :  Ketua FKUB Sulteng Ingatkan Calon Kepala Daerah Berikan Keramahan Dalam Berpolitik

“Jangan pernah kita merasa kecil dan minder karena kita berasal dari desa. Saya, Pak Camat, bahkan adik-adik Pengajar Muda ini juga berasal dari desa. Untuk itu terutama kepada para orang tua dan pemangku kepentingan yang ada di desa, dorong anak-anak kita. Jangan biarkan mereka, jangan kita halangi mereka untuk menggapai harapan-harapan mereka,” tutur Anwar yang mengaku berasal dari Desa Bangga, Kecamatan Dolo Selatan.

Di podium itu, Anwar mulai mengurai sambutan Bupati setelah riuh tepuk tangan memudar. Generasi muda terbaik merupakan keterwakilan dari kompetensi kelas dunia.

Pada saat bersamaan, Pengajar Muda belajar memimpin selama di penempatan agar mereka memiliki pemahaman yang utuh terhadap masyarakat di akar rumput tentunya.