Ramadhan Sejarah

oleh -

Ini Ramadhan kita, sudah berlalu dan meninggalkan kita. Sungguh ini Ramadhan yang paling bersejarah sepanjang perjalanan hidup. Hari-harinya penuh perjuangan, sesak dada, meneteskan air mata.

Sungguh ini Ramadhan yang amat berat, terisolasi dari masjid, bertarawih di rumah sendiri. Jujur, kadang banyak tak khusyu’nya.

Tapi kita tetap sedih dan berat hati berpisah dengan Ramadhan di masa pandemi corona, karena ia merupakan bulan penuh keberkahan, rahmat, maghfirah dan keutamaan lainnya. Momen yang selalu dirindukan kehadirannya.

Mau tidak mau, kita harus ikhlas merelakan kepergiannya sembari berharap dapat berjumpa tahun depan dengan suasana yang normal. Kita berharap dan berdoa kepada Allah SWT agar amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT, istiqamah dalam ibadah dan beramal shaleh.

Yang pasti Ramadhan kali ini telah memberikan pembelajaran amat berharga terhadap kepribadian seorang muslim dalam rangka melahirkan insan yang bertakwa. Meski di saat didera pandemi Covid-19, semangat beribadah dan beramal shaleh tetap saja membuncah. Karena itu pasca Ramadhan ini diharapkan kita mampu mempertahankan kualitas dan kuantitas ibadah dan amal shaleh seperti yang kita lakukan di bulan Ramadhan.

Ini cukup beralasan, soalnya ibadah dan amal shaleh itu tidak hanya disyariatkan untuk bulan Ramadhan saja, namun juga diperintahkan sepanjang masa, selama kita hidup di dunia yang fana ini.

Inilah tujuan kita hidup di dunia sebagai makhluk Allah Swt sesuai dengan firman-Nya, “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” (Az-Zariyat: 56). Bahkan kita diperintahkan untuk berlomba berbuat beribadah dan berbuat amal shaleh (kebaikan) setiap saat, bukan hanya pada bulan Ramadhan.

Allah Swt berfirman, “Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan..” (Al-Baqarah: 148).

Ramadhan di masa pandemi corona memperlihatkan kecenderungan kuat semangat  membantu dan mencintai saudara seiman. Terlihat ada solidaritas dan kepedulian terhadap saudara kita yang menderita hidupnya, yaitu orang-orang fakir dan miskin melalui perintah berinfak, shadaqah dan zakat. Maka, pasca Ramadhan kita diharapkan selalu bersolidaritas dan membantu saudara-saudara kita yang menderita hidupnya, baik saudara kita seiman di tanah air maupun di berbagai belahan dunia seperti di Palestina, Suriah, Rohingya (Burma) dan lainnya.

Rasul SAW juga bersabda, “Tidak sempurna iman salah seorang di antara kamu sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Rasul SAW juga bersabda: “Perumpamaan kaum mukmin dalam hal saling cinta, kasih sayang dan simpati di antara mereka seperti satu tubuh; jika salah satu anggota tubuh sakit maka seluruh tubuh demam dan tidak bisa tidur.” (HR. Muslim dan Ahmad)

Mengenai keutamaan berinfak, Allah Swt berfirman, “Dan apa pun harta yang kamu infakkan, maka (kebaikannya) untuk dirimu sendiri…” (Al-Baqarah: 272).

Rasulullah saw bersabda, “Setiap hari, dua malaikat turun kepada seorang hamba. Salah satunya berdoa, “Ya Allah, berikanlah pengganti kepada orang yang berinfak. Dan yang lain berdoa, “Ya Allah, hilangkan harta orang yang menolak infak.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Jadi infak itu pada hakikatnya untuk kita diri sendiri. Mengenai keutamaan menolong saudara seiman, Rasulullah saw bersabda, “Allah menolong hamba-Nya selama ia menolong saudaranya”. (HR. Muslim).

Ciri selanjutnya dari Ramadhan di masa pandemi adalah semangat membaca Al-Quran begitu kuat. Boleh jadi ini karena kita disuruh berdiam di rumah saja, sehingga membaca dan tadarus Quran menjadi momentnya. Ini kebiasaan baik yang perlu dibiasakan sehari-hari.  Ramadhan menggalakkan kita untuk tadarus Al-Quran.

Umat Islam dengan semangat dan antusias bertadarus Al-Quran. Bacaan Al-Quran menggema di mana-mana. Maka, sepeninggal Ramadhan, kita diharapkan terbiasa dengan tadarus Al-Quran pada setiap saat.

Tadarus Al-Quran itu tidak hanya diperintahkan pada bulan Ramadhan saja, namun juga diperintahkan setiap saat pada bulan-bulan lainnya.

Banyak sekali keutamaan orang yang membaca Al-Quran, di antaranya yaitu;

Pertama: mendapatkan syafaat pada hari kiamat (HR. Muslim).

Kedua, orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya adalah orang yang terbaik. (HR. Bukhari).

Ketiga, orang yang pandai membaca Al-Quran dimasukkan ke dalam surga bersama para malaikat yang suci. (HR. Bukhari & Muslim).

Keempat, orang yang membaca Al-Quran akan mendapatkan sakinah, rahmat, doa malaikat dan pujian dari Allah. (HR. Muslim).

Kelima, mendapat pahala yang berlipat ganda, setiap huruf  dibaca mendapat sepuluh pahala (HR. At-Tirmizi), dan sebagainya.

Ramadhan telah berlalu, ada indikasi sukes kita menjalankan bila pada diri kita ditandai semakin baik berperilaku, ibadah dan amal shaleh kita berarti kita telah sukses di bulan Ramadhan yaitu menjadi orang yang bertakwa.

Semoga ibadah dan amal shalih kita di bulan Ramadhan yng baru lalu diterima oleh Allah Swt. Dan semoga kita termasuk kita termasuk orang-orang yang sukses dalam Ramadhan dengan meraih berbagai keutamaan Ramadhan dan mendapat gelar taqwa. Aamiin. Wallahul Mustaan. (Tim MALOnline)