PALU – Belum lama meraih juara II di event robotika tingkat Provinsi Sulteng, SMP Alkhairaat 2 Palu atau Pondok Pesantren (Ponpes) Putra Alkhairaat Pusat, kembali mengukir prestasi di bidang seni.

Di ajang Palu Scout Competition 2018 yang dilaksanakan Kwartir Cabang (Kwarcab) Kota Palu, baru-baru ini, SMP Alkhairaat 2 Palu yang masuk dalam tim Gudep 01-133, berhasil meraih juara III pembuatan film dokumenter kategori penggalang.

Penyerahan piala kepada anak didik yang mengikuti kompetisi itu telah dilakukan pada Senin 3 September lalu, usai upacara bendera, dirangkai dengan penyerahan plakat penghargaan terpilihnya Pembina Pramuka SMP Alkhairaat 2 Palu, Abdullah Putra Bahnan sebagai peserta Karang Pamitra Nasional 2018 di Malang, oleh Kwarcab Kota Palu.

“Untuk film dokumenter ini sudah beberapa kali dicoba, bahkan sudah diupload juga di chanel Youtube SMP Alkhairaat 2. Langkah awalnya disitu, dan kebetulan ada juga peluang di even itu, maka kami ikutkan. Sebenarnya kemarin masih uji coba melibatkan anak-anak untuk mengikuti kategori itu. Alhamdulillah ternyata dapat juara,” kata Kepala SMP Alkhairaat 2 Palu, H. Sumitro F. Nento, Rabu (05/09).

Sumitro mengatakan, film yang diperlombakan itu adalah keseharian santri di Ponpes, termasuk kegiatan kepramukaan yang ada di SMP Alkhairaat 2 Palu.

Pembuatan filmnya sendiri mendapat bimbingan dari mahasiswa Universitas Tadulako (Untad) yang sebelumnya sudah bekerja sama.

Atas capain itu, Sumitro berencana akan terus mendorong pengembangan bakat anak didiknya, meski masih menggunakan alat sederhana.

“Sebelumnya kita sudah miliki program robotic, maka program ini akan kami paketkan dengan pembuatan film dokumenter ini,” ujarnya.

Sumitro juga menyampaikan alasannya untuk mengembangkan pengetahuan teknologi dalam lingkungan Ponpes. Baginya, para santri harus mengikuti perkembangan era globalisasi saat ini, karena teknologi sudah menjadi sesuatu yang sangat lumrah untuk dipelajari dan dikuasai.

“Begitupun santri, meski tinggal hidup serba dibatasi, tetapi tidak menjadi halangan untuk berkreasi. Karena santri merupakan pribadi yang memiliki spiritualitas, intelektualitas serta sikap sosial yang tinggi, maka sangat penting untuk menguasai dunia teknologi, dan kami di sini telah melakukannya,” tandasnya. (YAMIN)