PALU – Komunitas Manhal Islamic Parents Club, menggelar pameran kebencanaan pangan lokal di Gedung Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Palu, Kamis 3 Oktober 2024.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pemanfaatan pangan lokal dalam situasi darurat, terutama saat terjadi bencana.
Dalam pameran ini, Komunitas Manhal, yang berada di bawah naungan Yayasan Tinta Emas Peradaban, melibatkan orang tua peserta didik serta anak-anak untuk mengenal dan mencicipi berbagai jenis pangan lokal yang berasal dari alam sekitar, seperti ubi, sagu, talas, dan daun sayuran lainnya. Berbagai olahan pangan lokal seperti tiwul, penja, urap, uta dada ikan, dan uta kelo turut dipamerkan dan siap dinikmati oleh para pengunjung.
Fitri Ningsih, founder Manhal Islamic Parents Club, menjelaskan bahwa kegiatan ini berfokus pada pengembangan pangan lokal yang ramah lingkungan, sehat, dan bergizi.
Menurutnya, literasi tentang pangan darurat sering kali terabaikan, padahal dalam situasi bencana, memanfaatkan sumber pangan lokal bisa menjadi solusi yang efektif dan berkelanjutan.
“Satu dari berbagai macam literasi kebencanaan yang luput dari kita adalah soal pangan kebencanaan. Karena itu, kami mencoba menggagas produk makanan yang bisa menjadi pangan darurat saat bencana, yang berkeadilan lokal namun tetap sarat gizi,” jelas Fitri.
Ia menambahkan bahwa saat terjadi bencana gempa di wilayah Palu, Sigi, dan Donggala (Pasigala) pada 28 September 2018, masyarakat cenderung bergantung pada makanan instan seperti mi dan snack cepat saji.
Padahal, sumber pangan dari alam di Nusantara cukup melimpah dan dapat diolah menjadi makanan yang sehat dan bergizi.
“Lidah anak-anak sekarang sudah terbiasa dengan makanan gurih, sehingga makanan lokal seperti yang kita konsumsi dahulu cenderung terpinggirkan,” ujar Fitri.
Melalui pengembangan pangan lokal ini, Fitri berharap ketersediaan pangan yang aman, bergizi, dan mudah diakses dari lingkungan sekitar dapat dimanfaatkan dengan lebih baik, terutama saat akses terhadap makanan terputus akibat bencana.
Reporter : Mun
Editor : Yamin