PARIMO – Nelayan dan penjual Ikan di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) mengalami kerugian setelah maraknya penemuan bangkai babi di sungai dan laut yang membuat resah.

Salah satu penjual ikan di Pasar Sentral Tagunu Parigi, Busra mengaku sudah hampir sebulan pendapatanya menurun drastis akibat peristiwa tersebut.

“Biasanya, ikan kami sehari satu termos langsung habis terjual. Namun, saat ini ikanya jarang laku. Sehingga, untuk menghabiskan stoknya sulit, karena sepi pembeli,” aku Busra, di Parigi, Rabu (7/6). 

Kata dia, kasus bangkai babi di Parimo akibat terserang penyakit dan di buang ke sungai menjadi faktor utama. Sehingga pembeli enggan makan ikan.

“Kami pedagang ikan berharap kepada Pemerintah maupun DPRD setempat untuk turun dan melihat langsung situasi di pasar ikan,” harapnya.

Ketua DPRD Parimo, Sayutin Budianto meminta, pemerintah daerah setempat harus melakukan sosialisasi ke masyarakat terkait masalah itu. Khususnya Dinas kesehatan, dan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan.

“Mereka itu harus melakukan sosialisasi dengan mengundang para nelayan, dan masyarakat untuk menjelaskan bahwa ini tidak ada dampaknya ke manusia. Ini kan hanya persoalan jijik saja,” ujar Sayutin.

Menurut dia, adanya bangkai babi yang ditemukan di sungai maupun di laut sangat berdampak pada pedagang ikan, dengan begitu pemerintah daerah sudah mengeluarkan imbauan tegas melalui surat edaran.

Ia juga mengimbau kepada pengguna sosial media, untuk tidak memposting kembali foto-foto atau video bangkai babi yang sudah beredar sebelumnya, seolah-olah itu adalah kejadian baru.

“Jadi saya imbau agar pengguna medsos lebih bijak dan tidak usah lagi membagikan foto bangkai babi. Padahal itu foto yang sebelumya yang coba dibagikan kembali. Karena itu dapat merugikan orang lain terutama pedagang ikan,” tegasnya.

Reporter: Mawan
Editor : Yamin