PALU – Masjid Anni’mah Kodim 1306 Kota Palu kini telah berdiri kokoh dengan desain lebih menarik. Masjid terletak di Jalan Swadaya, Kelurahan Lolu Utara, Kota Palu ini, saat peristiwa gempa 28 September 2018 silam ini mengalami kerusakan.
Masjid yang menanggung kerusakan ini lalu direnovasi, pengerjaan pembangunannya memakan waktu sekitar 1,5 tahun.
Sumber dananya berasal dari sumbangsih donasi marga Tionghoa se-Indonesia pasca gempa. Dana terkumpul tersebut, sekitar Rp310 juta diserahkan melalui Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) oleh Ketua PSMTI Sulteng, Wijaya Chandra.
“Masjid Annimah telah berdiri kokoh kembali dengan kubah yang indah ini, bisa menjadi lokasi simbol kebangkitan kearifan lokal, budaya Nusantara dan semangat Kebhinekaan Tunggal Ika bersama,” kata Ketua PSMTI Sulteng Wijaya Chandra dalam penandatanganan prasasti penyerahan bantuan pasca bencana 28 September 2018 silam, di Kompleks Asrama Kodim 1306, Jalan Swadaya, Kota Palu, Ahad (23/1).
Ia mengatakan, kita punya agama dan Tuhan masing-masing, tapi kita semua punya satu, yaitu sahabat. Kita adalah teman dan kita bisa berbuat lebih kepada para semua sahabat kita, tanpa terkecuali.
Tahun lalu, kata dia, dirinya melakukan satu proses penyerahan huntap Budha Tzuchi berkisar 2000 unit melalui Panglima TNI.
“Ini juga sebuah bukti, ketika kita punya hati nurani untuk berbuat maka lahan kebajikan itu akan terbuka,” pungkasnya.
Komando Distrik Militer 1306 Kota Palu, Kolonel Inf Heri Bambang Wahyudi mengatakan, masjid ini bisa berdiri berkat kesadaran dan kebesaran hati marga Tionghoa.
Olehnya ia berterima kasih atas bantuan dari PSMTI tersebut, hingga masjid AN’NIMAH dapat berdiri dengan kokoh kembali pasca gempa 28 September 2018 silam.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulteng, Prof.Zainal Abidin mengatakan, penyerahan bantuan dari PSMTI ini menunjukan kehidupan keberagamaan di Indonesia berjalan dengan baik , rukun dan damai, walaupun berbeda-beda.
“Perbedaan jangan , menyebabkan pertikaian,” perbedaan adalah ketetapan Tuhan Yang Maha Kuasa,” katanya.
Olehnya menurutnya, dibutuhkan kearifan dan kedewasaan kita melihat perbedaan itu. Apalagi kedewasaan dalam beragama.
“Jadi apa yang dilakukan PSMTI ini, sangat positif untuk kehidupan keberagamaan yang rukun dan damai,” imbuhnya.
Menurutnya lagi, ini bagian dari keharmonisan, kerukunan, kedamaian dan contoh teladan kehidupan keberagamaan di bumi Nusantara.
Reporter: Ikram/Editor: Nanang