SIGI – Korban terdampak banjir dan lumpur di Desa Bangga Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, membutuhkan bantuan air bersih.
“Susah sekali air bersih di sini. Air sangat kami butuhkan,” ucap Gasim Warga Dusun IV Desa Bangga, Selasa.
Adnan, warga Dusun III Desa Bangga juga mengakui sulitnya mendapat air bersih. Ia menyebut air dapat diperoleh di wilayah itu, namun kondisinya kotor dan keruh. “Ada air, kalau tanah di gali. Namun, kotor. Mau atau tidak, seperti itulah kenyataannya,” kata Adnan.
Safruddin atau Aco, juga mengatakan hal yang sama. Bahwa masyarakat korban bencana banjir di pengungsian butuh air bersih.
Pantauan di lapangan, sarana pendukung atau penampung air telah tersedia di lokasi pengungsian seperti di depan posko ACT. Namun, tandon yang tersedia tidak ada air di dalamnya. Selain air, warga juga butuh makanan dan minuman. Bantuan logistik mulai didistribusikan ke desa tersebut. Bantuan logistik itu dari relawan, LSM dan sebagian dari pemerintah.
“Kami juga menunggu bantuan dari pemerintah, termasuk untuk evakuasi isi rumah,” sebut Gasim. Korban terdampak banjir bersedia di relokasi, bila pemerintah menyediakan lahan dan bangunan yang layak.
Menurut salah satu warga Dusun III Desa Bangga Arifal (23) tahun, dirinya bersama warga lainnya hanya memperoleh air untuk dikonsumsi dengan cara menggali tanah hingga kedalaman satu sampai dua meter.
“Kita disini cuman bagali tanah saja baru dapat air, itupun pasti kotor, sedangkan kami sangat membutuhkan,” ujar Arifal.
Warga lainnya di Dusun IV Desa Bangga, Udin (34) tahun, mengakui hal yang sama, bahwa saat ini yang menjadi kebutuhan utama bagi dirinya serta pengungsi lainnya adalah air bersih, serta kebutuhan pokok lainnya.
Di tempat yang sama, Ketua DPRD Sigi Rizal Intjenae, menjelaskan, pemerintah berupaya semaksimal mungkin untuk mengupayakan berbagai kebutuhan dasar para pengungsi, salah satunya adalah pelayanan kesehatan.
“Kita mencegah jangan sampai timbul masalah baru bagi warga ini kan,” singkat Rizal.
Sementara tim kesehatan relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) menyatakan korban banjir di Desa Bangga, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, mulai menderita berbagai penyakit antara lain seperti gatal-gatal, batuk dan demam, serta hipertensi.
“Saat survei ke tenda-tenda pengungsian, anak-anak, dan orang tua mulai menderita penyakit gatal-gatal,” ucap salah seorang tim kesehatan/media relawan ACT, Jihan Pratiwi, di Desa Bangga, Selasa.
Anak-anak terdampak bencana banjir, sebut Jihan Pratiwi, juga mulai menderita batuk-batuk dan demam. Sementara orang tua yakni bapak-bapak dan ibu-ibu di tenda pengungsian mulai menderita penyakit gatal-gatal. Kemudian, ada juga orang-orang tua yang mulai hipertensi, karena beban fikiran, dikarenakan tertimpa bencana banjir.
“Banyak fikiran dan tekanan darah sudah mulai naik. Untuk ibu-ibunya banyak butuh obat salep untuk penyakit gatal-gatal,” sebut Jihan.
Pihak ACT menyebut, berdasarkan survei, warga menderita penyakit gatal-gatal dikarenakan mandi di sungai yang airnya kotor. Kemudian, mengonsumsi mi instan, telur dan ikan asin.
Sementara warga menderita batuk karena dipengaruhi oleh cuaca yang tidak menentu. Tim Kesehatan ACT telah memeriksa 20 warga. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa mayoritas anak-anak korban banjir menderita penyakit batuk dan demam. (FALDI/ANT)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.